Kinerja Meleset Dari Ekspektasi, Rating Buy Tetap Berlaku Bagi PTPP
Monday, March 18, 2019       15:14 WIB

Ipotnews - Laba bersih yang dicapai PT Pembangunan Perumahan Tbk () sebesar Rp1,5 triliun di setahun penuh 2018 (FY18), terjadi kenaikan tipis 3 persen (YoY).
Pada FY18 pencapaian marjin juga kurang memuaskan di semua lini seiring kenaikan beban pokok penjualan ( COGS ) yang mencapai 18 persen secara tahunan (YoY) dan juga Opex yang naik 26 persen (YoY). Marjin yang tertekan ini mengimbangi pertumbuhan pendapatan sebesar 7 persen walaupun pertumbuhan biaya pendanaan/financing cost naik 16 persen (YoY. Sedangkan pada FY17 financing cost tumbuh 60 persen (YoY).
membukukan kenaikan sebesar 74 persen kerugian penurunan nilai piutang Rp236 miliar yang menciutkan marjin bersih menjadi sebesar 6,0 persen di FY18.
Sedangkan secara triwulanan, membukukan laba yang kuat sebesar Rp627 miliar di periode 4Q18. Laba tersebut naik 59 persen (QoQ) dan 35 persen (YoY.
Order Book
Manajemen mempertimbangkan hapus buku perbedaan neraca order book yang dihasilkan dari:
1.Revisi kontrak yang berasal dari pemilik proyek
2.Penundaan proyek
Revisi penurunan nilai proyek mungkin mengakibatkan order book menjadi berlebih. Sementara penundaan proyek akan menurunkan burn rate.
Analis Indo Premier Sekuritas, Joey Faustian mengulas, kemungkinan perbaikan kerugian yang bersumber dari penundaan finansial closing proyek pembangkit listrik Meulaboh. Berdasarkan kalkulasi proyek selama 3 tahun diyakini mendatangkan total piutang senilai Rp550 miliar mengingat proyek dimulai sejak Mei 2018 dengan nilai Rp2,2 triliun (33 persen burn rate/tahun).
Kinerja Laba
Indo Premier memangkas proyeksi laba pada 2019 menjadi sebesar 9,5 persen dan 6,6 persen pada 2020. Hal ini karena asumsi order book turun pada 2019/2020 masing-masing 4 persen dan 3 persen karena kemungkinan adanya penghapusbukuan order book.
Selain itu asumsi untuk perbaikan tunjangan mencapai 0,8 persen dari pendapatan di FY19F/FY20F dari sebelumnya sebesar 0,6 persen untuk penyesuaian beberapa tender proyek yang tertunda.
Valuasi
Rekomendasi terhadap saham bertahan tetap Buy dengan target price Rp2.400 dari sebelumnya Rp2.600 per saham. Hal ini karena Indo Premier mempertahankan pandangan positif mengingat rasio utang perseroan (DER) relatif rendah sebesar 0,9 kali. Selain karena menuju nihil eksposur proyek turnkey.
Karena estimasi laba yang lebih rendah, Rp2.500/saham merepresentasikan P/E di 2019 sebesar 8,8 kali. Menurut Indo Premier, risiko utama rekomendasi saham berasal dari pencapaian kontrak baru yang lebih rendah dari estimasi serta penurunan nilai yang bertambah.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Revenue (RpBn)

21,502

25,120

29,245

33,859

36,086

EBITDA (RpBn)

2,820

3,126

3,917

4,531

4,909

EBITDA Growth (%)

36.2

10.9

25.3

15.7

8.3

Net Profit (RpBn)

1,453

1,502

1,689

1,902

2,207

EPS (Rp)

234

242

272

307

356

EPS Growth (%)

25

3.3

12.5

12.6

16.1

Net Gearing (%)

-5.5

19

32.7

26.6

22.8

PER (x)

8.9

8.6

7.7

6.8

5.9

PBV (x)

0.9

0.8

0.8

0.7

0.7

Dividend Yield (%)

2.4

2.2

3.5

3.9

4.4

EV/EBITDA (x)

4.4

6.2

5.4

4.7

4.1

 source: , Indo Premier ; share price closing as of 14 March 2019 


Sumber : admin