Kinerja Mengecewakan dan Bakal Lanjut Tertekan, Saham LPPF Masuk Kandang "HOLD"
Tuesday, October 29, 2019       14:12 WIB

Ipotnews - Laba bersih inti yang anjlok signifikan pada kuartal III 2019 (3Q19) akibat marjin profit kotor (GPM) yang turun ke level terendah yang pernah tercatat, ditambah isyarat manajemen bahwa cuci gudang akan terus menekan GPM pada kuartal IV (4Q19), mendorong Indo Premier Sekuritas menurunkan rekomendasi saham PT Matahari Department Store Tbk () dari Buy ke Hold, dengan target harga yang juga dipangkas menjadi Rp3.800 dari sebelumnya Rp4.000.
Di tengah ekspektasi pasar yang memang rendah terhadap kinerja , terjadi kejutan yang menambah negatif prospek perseroan, di mana laba bersih inti hanya tercatat Rp11 miliar pada 3Q19, merosot signifikan 92,8% (yoy) dari Rp153 miliar pada 3Q18. Dengan pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG) lemah sesuai perkiraan yakni hanya 0,1%, GPM turun signifikan 380 bps menjadi 30,8%, catatan terendah yang pernah terjadi, yang terutama dikarenakan program cuci gudang berjalan jauh di bawah ekspektasi.
Di sisi lain, sementara Indo Premier memperkirakan SSSG dapat rebound menjadi 1,5% pada 4Q19 - dikarenakan rendahnya basis SSSG pada 4Q18 sebesar 0,9% - pihak manajemen mengisyaratkan bahwa program cuci gudang (yang dimulai pada Juli 2019) dapat berlanjut ke 4Q19, sehingga akan menyebabkan penurunan yang signifikan ke GPM secara yoy, yang menurut Indo Premier akan sebesar 32,4% pada 4Q19. Hal ini, diperburuk oleh kurangnya leverage operasi, sehingga memberi tekanan lebih lanjut bagi Indo Premier untuk memangkas estimasi laba inti untuk 2019 (FY19F) ke level rekor terburuk -21,1% yoy dari -10,8% yoy.
Pihak manajemen menargetkan akan menutup dua toko besar pada 4Q19 yang berlokasi di Jabodetabek (Lippo Mall Kemang dan Karawaci) yang mencatat EBITDA negatif. Meskipun demikian, perseroan berencana tetap membuka dua toko format besar di 4Q19, serta 2 toko mono-brand baru. Saat ini perseroan memiliki total enam toko 361 Degrees dan dua toko OVS Kids.
Indo Premier mencatat, harga saham telah naik hampir 40% dari level dasar ke level puncak dalam dua tahun terakhir, yang terutama karena adanya berita tentang kemungkinan diakuisisi oleh raksasa ritel Thailand.
Menurut Indo premier, jika akuisisi itu terealisasi, akan menjadi katalis besar bagi saham , mengingat harga akuisisi sangat mungkin di level sangat premium dari harga saat ini yang setara 7,2 kali P/E 2020.
"Meskipun demikian, fundamentalnya yang lemah dan reli yang tajam mendorong kami menurunkan peringkat menjadi HOLD untuk saham perseroan dengan target harga lebih rendah menjadi Rp3.800 ( WACC : 12,3%) di tengah perkiraan pendapatan yang lebih rendah (untuk FY2019-2021 sebesar 5-12%)," papar Tim Analis Indo Premier Sekuritas, Selasa (29/10).

Sumber : admin