Kongres China Gagal Tetapkan Target Pertumbuhan 2020, Minyak Terjerembab
Friday, May 22, 2020       12:29 WIB

Ipotnews - Harga minyak merosot, Jumat, setelah China gagal menetapkan target pertumbuhan ekonomi untuk 2020, memicu kekhawatiran bahwa dampak dari pandemi virus korona bakal membatasi permintaan bahan bakar di pengguna minyak terbesar kedua di dunia itu.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, diperdagangkan anjlok USD1,38, atau 3,8%, menjadi USD34,68 per barel pada pukul 11.20 WIB, setelah jatuh serendahnya ke posisi USD33,54, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Jumat (22/5).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut USD1,79, atau 5,3%, menjadi USD32,13 per barel, setelah merosot ke posisi USD30,72 di awal sesi.
Harga minyak meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir dan masih di jalur untuk kenaikan mingguan keempat setelah harga WTI jatuh ke bawah nol pada bulan lalu.
Namun, pasar kecewa dengan keputusan China untuk tidak menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini, ketika Kongres Rakyat Nasional (NPC) memulai pertemuan selama sepekan.
Mengabaikan target pertumbuhan "dapat ditafsirkan sebagai kurang fokus pada investasi infrastruktur dan bisa dipandang sebagai katalis negatif bagi minyak," kata Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar AxiCorp.
"Pasar komoditas, secara umum, sedang mencari dorongan infrastruktur yang lebih besar dari NPC sehingga pasti ada unsur kekecewaan," katanya.
Beijing, bagaimanapun, berjanji untuk menerbitkan obligasi khusus senilai USD140 miliar guna mendukung perusahaan dan wilayah yang terpukul pandemi tersebut.
Meningkatnya ketegangan antara AS dan China mengenai rencana Beijing untuk mengimplementasikan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong juga menekan komoditas dan pasar lainnya.
Presiden Donald Trump memperingatkan reaksi keras atas upaya untuk menegaskan lebih banyak kontrol atas bekas koloni Inggris itu.
"Kekhawatiran atas masalah geopolitik dan perdagangan...tetap di tengah tanda-tanda meningkatnya permintaan dan pengurangan produksi oleh produsen minyak utama," kata Avtar Sandu, Manajer Phillip Futures.
Permintaan bensin menggeliat kembali, dengan kemacetan lalu lintas di beberapa ibu kota dunia pulih ke tingkat tahun sebelumnya setelah pencabutan pembatasan virus korona, menurut data yang disiapkan untuk  Reuters .
Liburan Memorial Day, Senin, biasanya menjadi awal dimulainya driving season pada musim panas di Amerika. (ef)

Sumber : Admin