Konsesi Perdagangan Trump Lambungkan Ekuitas, Emas Merosot
Wednesday, August 14, 2019       13:46 WIB

Ipotnews - Harga emas melemah, Rabu, setelah Amerika menunda tarif terhadap beberapa impor China, meredakan kekhawatiran perdagangan, meski ketidakpastian politik dan ketakutan perlambatan pertumbuhan global membatasi pelemahan logam  safe-haven  itu.
Harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi USD1.497,17 per ounce pada pukul 11.52 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Rabu (14/8). Emas berjangka Amerika Serikat menyusut 0,2% menjadi USD1.510,70 per ounce.
"Meredanya ketegangan perdagangan, risiko geopolitik memberikan semacam harapan di pasar yang mendorong ekuitas, karena itu ada  pullback  singkat pada harga emas," kata John Sharma, ekonom National Australia Bank.
"Namun, sengketa perdagangan tersebut masih belum terselesaikan. Risiko geopolitik di Hong Kong, tren pertumbuhan global dan kami juga memperkirakan setidaknya satu pemotongan (suku bunga) lagi dari Federal Reserve. Semua faktor ini mendukung emas."
Presiden Donald Trump, Selasa, membatalkan batas waktu 1 September untuk pengenaan tarif 10% pada impor China yang tersisa, menunda bea masuk terhadap ponsel, laptop, dan barang-barang konsumsi lainnya, dengan harapan mengurangi dampak pada musim belanja liburan di Amerika.
Penangguhan tarif dalam perselisihan perdagangan antara ekonomi terbesar dunia itu memberikan dorongan bagi pasar keuangan yang dicekam oleh gejolak politik dan ekonomi, ketika saham Asia bergabung dengan reli ekuitas global pada sesi Rabu.
"Pasar keuangan haus akan kabar baik. Cina mengatakan akan melakukan pembicaraan perdagangan melalui telepon dalam dua pekan, dan AS mengatakan akan menunda beberapa tarif yang telah mendorong gelombang aksi ambil untung di seluruh aset  safe-haven ," tulis Stephen Innes, Managing Partner VM Markets.
Sementara itu,  output  industri China untuk periode Juli menguat dalam laju paling lambat dalam lebih dari 17 tahun, menurut data resmi yang dirilis Rabu, dalam tanda terbaru akibat permintaan yang goyah ketika Amerika Serikat meningkatkan tekanan perdagangan.
Fokus pasar bergeser ke simposium tahunan Federal Reserve, pekan depan, untuk petunjuk tentang lintasan suku bunga di masa mendatang. Pedagang melihat peluang 86,2% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September ini.
Suku bunga AS yang lebih rendah memberikan tekanan pada dolar dan imbal hasil obligasi, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Indeks dolar relatif tidak berubah terhadap sekeranjang enam mata uang utama pada sesi Rabu, setelah naik 0,4% semalam.
Kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, anjlok 1,3% menjadi 836,66 ton pada sesi Selasa dari Senin.
Spot emas dapat menguji kembali support di level USD1.480 per ounce, menyusul kegagalannya untuk menembus resistance di posisi USD1.524, kata analis teknikal  Reuters , Wang Tao.
Logam mulia lainnya, perak turun 0,3% menjadi USD16,91 per ounce, setelah mencapai level tertinggi lebih dari satu setengah tahun pada sesi sebelumnya. Platinum tergelincir 0,8% menjadi USD845,50 per ounce dan palladium melemah 0,5% menjadi USD1.447,74 per ounce. (ef)

Sumber : Admin