Konsumsi BBM Amerika Meningkat, Harga Minyak Dunia Melambung 3%
Friday, August 19, 2022       05:17 WIB

Ipotnews - Harga minyak melambung sekitar 3%, Kamis, karena data ekonomi Amerika yang positif dan konsumsi bahan bakar AS yang kuat mengimbangi kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara lain dapat melemahkan permintaan.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak USD2,94, atau 3,1%, menjadi USD96,59 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (18/8) atau Jumat (19/8) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat USD2,39, atau 2,7%, menjadi menetap di posisi USD90,50.
Harga melejit lebih dari 1% selama sesi sebelumnya, meski Brent pada satu titik jatuh ke level terendah sejak Februari, karena tanda-tanda perlambatan meningkat di beberapa tempat.
"Harga minyak reli setelah data ekonomi AS yang mengesankan mendorong optimisme untuk prospek permintaan minyak mentah yang membaik," kata Edward Moya, analis OANDA. Moya juga mencatat bahwa OPEC tidak akan membiarkan penurunan harga minyak baru-baru ini berlanjut lebih jauh.
Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, dan data periode sebelumnya direvisi lebih rendah, menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja tetap ketat meski momentum lebih lambat karena kenaikan suku bunga.
Sekjen Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) yang baru, Haitham Al Ghais, mengatakan bahwa penyusun kebijakan, legislator dan investasi sektor minyak dan gas yang tidak mencukupi harus disalahkan atas lonjakan harga energi, bukan kartel tersebut.
Pada pertemuan berikutnya di September, Al Ghais mengatakan OPEC Plus, yang mencakup pemasok minyak lainnya seperti Rusia, "dapat memangkas produksi jika perlu, kami dapat menambah produksi jika perlu... Itu semua tergantung pada bagaimana keadaan berlangsung."
Stok minyak mentah AS turun 7,1 juta barel dalam seminggu hingga 12 Agustus, menurut data Badan Informasi Energi, dibandingkan ekspektasi penurunan 275.000 barel, karena ekspor mencapai rekor 5 juta barel per hari (bph).
Larangan oleh Uni Eropa pada ekspor minyak Rusia dapat secara dramatis memperketat pasokan dan menaikkan harga dalam beberapa bulan mendatang.
"Embargo UE akan memaksa Rusia untuk menutup sekitar 1,6 juta (bph) produksi pada akhir tahun, naik menjadi 2 juta bph pada 2023," berdasarkan penelitian Lembaga konsultan BCA.
Namun, Rusia memperkirakan peningkatan output dan ekspor hingga akhir 2025, menurut dokumen Kementerian Ekonomi, mengatakan pendapatan dari ekspor energi akan melonjak 38% tahun ini, sebagian karena volume ekspor minyak yang lebih tinggi.
Lebih Hati-hati
Harga minyak naik meski ada kemungkinan peningkatan pasokan dari Iran dan kekhawatiran bahwa permintaan bisa turun jika China memberlakukan lebih banyak penguncian untuk menghentikan penyebaran Covid, bersama dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi ketika bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang tak terkendali.
Pasar menunggu perkembangan dari pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia, yang dapat mengarah pada peningkatan sekitar 1 juta bph dalam ekspor minyak Iran.
Sementara, open interest di bursa berjangka AS turun pada sesi Rabu ke level terendah sejak Januari 2015 karena investor mengurangi aset berisiko seperti komoditas, khawatir bank sentral akan terus menaikkan suku bunga.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY) mencapai level tertinggi hampir lima minggu pada sesi Kamis.
Dolar yang lebih kuat mengurangi permintaan minyak dengan membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. (ef)

Sumber : Admin