Kontribusi Ekonomi Internet terhadap PDB Indonesia akan Tumbuh Pesat: Ashmore
Sunday, July 25, 2021       15:55 WIB

Ipotnews - Perdagangan di bursa saham Indonesia, mengakhiri pekan keempat Juli, Juat (23/7), dengan mencatatkan penurunan 0,58% ke level 6.101. Namun capain terebt masih lebih baik ketimbang akhir pekan sebelumnya yang berakhir di level 6.072. Investor asing membukukan arus masuk bersih ekuitas sebesar USD80 juta dalam sepekan terakhir.
PT Ashmore Asset Management Indonesia mencatat, beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi pergerkan modal di bursa saham dalam dan luar negeri, antara lain adalah;
o Update Covid; hingga pekan ini, pemberian vaksinasi Covid secara global sudah mencapai 3,76 miliar dosis,mewakili 1,0 miliar populasi atau 13,3% penduduk dunia. Indonesia telah memberikan 59,4 juta dosis untuk 16,6 juta orang yang divaksinasi lengkap, atau 6,1% dari total populasi. Pemerintah Indonesia resmi memperpanjang status PPKM hingga 25 Juli. Pembatasan kegiatan ekonomi akan dilonggarkan mulai 26 Juli jika rata-rata kasus positif Covid-19 harian menunjukkan perbaikan.
o Sebanyak 419 ribu warga AS telah mengklaim tunjangan pengangguran hinga minggu pekan lalu, di atas 368 ribu angka revisi minggu sebelumnya. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar 350 ribu, sekaligus tertinggi dalam 2 bulan, yang mencerminkan kenaikan besar di Michigan, Texas, Kentucky, dan Missouri.
o Indeks Harga konsumen Jepang periode Juni, naik 0,2% (yoy), setelah turun 0,1% di bulan sebelumnya. Ini adalah inflasi pertama sejak Agustus 2020, karena konsumsi pulih setelah percepatan vaksinasi COVID-19.
o Bank Indonesia mempertahankan 7  days reverse repurchase rate  tidak berubah pada rekor terendah 3,5% pada 22 Juli 2021, seperti yang diperkirakan secara luas. Suku bunga fasilitas simpanan dan fasilitas pinjaman  overnight , juga tidak berubah di 2,75% dan 4,25%. Nilai penyaluran pinjaman di Indonesia meningkat 0,60% pada Juni 2021 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu Uang Beredar M2 di Indonesia meningkat menjadi Rp7.119 triliun di bulan Juni, dari Rp6.994 triliun di bulan Mei 2021.
Dengan memperhatikan berbagai peristiwa yang terjadi sepanjang pekan, berikut ini pandangan Ashmore dalam  Weekly Commentary , Jumat (23/7);
IPO teknologi pertama dan terbesar sejak 2018
Indonesia akan melakukan IPO  e-commerce /teknologi pertamanya melalui Bukalapak pada bulan mendatang. Dengan hasil  book building  yang dilaporkan mendapatkan yang tinggi dan besaran  listing  yang diperluas, "Bukalapak () kemungkinan akan masuk 10 besar IHSG berdasarkan ukuran kapitalisasi pasar (berdasarkan harga IPO) dan berpotensi menghasilkan atribut yang tinggi untuk kinerja indeks," tulis Ashmore.
Apa perbedaan dengan  e-commerce  lainnya?
Menurut Ashmore, beberapa poin penting yang perlu diperhatikan adalah: 1. Bukalapak adalah  e-commerce  besar pertama di Indonesia yang mengintegrasikan pasar dengan bisnis distribusi grosir  online , 2. Pola pikir monetisasi, 3. Dukungan kuat pemegang saham. Bukalapak didukung oleh Ant Financial, GIC, dan , yang baru-baru ini berinvestasi di Grab Indonesia. "Gabungan keahlian dan pengetahuan teknologi dari  fintech  terbesar di China dan sinergi dengan portofolio (Grab ID, DANA , , dan Vidio) akan membantu Bukalapak meningkatkan pengalaman pelanggannya," ungkap Ashmore.
Bagaimana kesesuaiannya dengan strategi Ashmora?
"Seperti filosofi investasi kami, kami percaya pada manajemen aktif yang didorong oleh  value ," sebut Ashmore. Meskipun penilaian untuk perusahaan e-commerce mungkin belum mengikuti metode penilaian tradisional yang biasanya didorong oleh keuntungan, Ashmore menyatakan memiliki perbandingan yang  reasonable  dengan saham  e-commerce /teknologi unicorn regional yang serupa.
"Secara holistik, dengan prospek ekonomi makro dan perubahan perilaku manusia, kami terus melihat pertumbuhan sektor teknologi di Indonesia tetap layak," Ashmore menambahkan.
Ashmore menegaskan, selama ini telah mengambil posisi  overweight  secara langsung atau tidak langsung terhadap sektor e-commerce/teknologi, dan kemungkinan akan melengkapi sub-kategori  e-commerce , yang sebelumnya tidak ada dalam paparan mereka.
"Besarnya potensi akan menempatkan mereka secara langsung dalam indeks saham berkapitalisasi besar, dan bahkan dengan penyesuaian  free float  yang baru akan mempertahankannya di 10 besar."
"Kami terus percaya bahwa kontribusi ekonomi internet terhadap PDB Indonesia akan tumbuh cepat dan oleh karena itu kami terus memposisikan strategi  overweight  di sektor ini untuk semua reksadana ekuitas kami." (Asmore).

Sumber : admin