Krisis Listrik China Hantui Pasar Logam Industri, Timah Jatuh Paling Tajam
Tuesday, September 28, 2021       06:06 WIB

Ipotnews - Harga logam industri berada di bawah tekanan, Senin, karena kekhawatiran tentang permintaan di konsumen utama China, di mana krisis dan penjatahan listrik menutup pabrik, memicu aksi jual.
Pelemahan terbesar dicatat timah, yang pekan lalu mencapai rekor tertinggi USD36.830 per ton di London Metal Exchange, melambung 75% sejak Januari. Harga logam solder itu anjlok 4,2% menjadi USD35.000 per ton pada pukul 23.06 WIB, demikian laporan  Reuters,  di London, Senin (27/9).
"Masalah listrik bertindak sebagai pedang bermata dua, memukul produksi smelter dan menyebabkan berkurangnya pasokan," kata analis ING, Wenyu Yao. "Ini positif bagi harga logam. Namun, itu juga mempengaruhi konsumen semi-fabrikasi dan hilir, yang merupakan katalis negatif bagi harga."
Pembatasan penggunaan listrik di China memangkas permintaan untuk timah olahan, ketika perusahaan solder dan produsen kimia timah di beberapa bagian negara itu beroperasi dengan kapasitas yang dikurangi, kata Asosiasi Timah Internasional (ITA).
Melebarnya kekurangan pasokan listrik di China menghentikan produksi di banyak pabrik termasuk pemasok Apple dan Tesla. Pasokan batubara yang ketat dan standar emisi yang semakin ketat mendorong kekurangan listrik di seluruh China.
Ekspektasi pembatasan produksi pada pabrik  stainless steel  di China karena kekurangan listrik memukul sentimen di pasar nikel.
Dua pertiga dari konsumsi nikel dicatat oleh industri  stainless steel , sebagian besar berlokasi di Cina.
Harga nikel merosot 2,2% menjadi USD18.950 per ton.
Stok yang rendah secara historis di China membantu mendukung harga tembaga.
Stok di gudang yang dipantau oleh Shanghai Futures Exchange turun pekan lalu untuk minggu ketujuh berturut-turut menjadi 44.629 ton, level terendah sejak Juni 2009.
Di gudang LME, stok tembaga berada di posisi 223.175 ton, menyusut lebih dari 10% sejak awal September, sementara waran yang dibatalkan - logam yang diperuntukkan untuk pengiriman - tercatat di posisi 44%.
Tembaga naik 0,4% menjadi USD9.370 per ton.
Logam dasar lainnya di kompleks LME, aluminium turun 0,9% menjadi USD2.888 per ton, seng melorot 1,4% menjadi USD3.086 per ton dan timbal bertambah 0,5% menjadi USD2.165 per ton. (ef)

Sumber : Admin