Kuartal IV/22 Kinerja ADRO Tetap Yahud, Tapi Butuh Capex Jumbo untuk Katrol Pertumbuhan
Saturday, January 28, 2023       12:02 WIB

Ipotnews - Kinerja top line PT Adaro Energy Indonesia Tbk () pada kuartal IV 2022 (4Q22) diperkirakan menguat sejalan dengan proyeksi kinerja full year 2022 (FY22). Volume penjualan batu bara termal dan kokas perseroan naik di 3Q22 menjadi 15,8/1Mt atau naik +9/13% (QoQ) dan +27/243% (YoY). Produksi yang lebih kuat dan logistik yang membaik telah mendorong kenaikan penjualan tersebut.
Tim Analis Indo Premier Sekuritas memperkirakan pencapaian tersebut akan berlanjut di 4Q22 didukung faktor cuaca yang membaik. Volume penjualan di FY22 diperkirakan sedikit melampaui target (56-60Mt)
Menurut tim tersebut memperkirakan volume penjualan batubara termal/coking di 4Q22 naik +2%/flat (QoQ) yang akan mengantarkan total volume penjualan pada FY22 menjadi kira-kira 61Mt (101% dari perkiraan FY22 Kami). Dengan kombinasi harga jual rata-rata yang lebih tinggi (rata-rata USD92/t di 4Q22 vs USD81/t di 3Q22), maka diharapkan akan menghasilkan pendapatan sebesar USD8m,4 miliar di FY22 atau sejalan (100%) dengan perkiraan dan 108% dari konsensus para analis.
Capex
Manajemen mengindikasikan belanja modal untuk pertumbuhan bisnis organik sebesar US$600 juta terutama untuk pengadaan alat berat (untuk ekspansi produksi Balangan, MIP, dan ). Sementara itu, pertumbuhan belanja modal diindikasikan sebesar US$2,1 miliar. Untuk pembangkit listrik (US$1 miliar) serta peleburan dan dermaga (US$1,1 miliar). Asumsi belanja modal FY23F dinaikkan menjadi US$2,8 miliar (dari sebelumnya US$1,9 miliar) untuk mencerminkan belanja modal pertumbuhan, dan mengasumsikan 70% pembiayaan utang.
Kenaikan Bunga
Proyeksi pendapatan pada 2022 (FY22F) dipertahakan. Tetapi pendapatan pada FY23F/FY24F direvisi turun masing-masing 2%/3% guna mencerminkan volume produksi pada FY23F/FY24F yang lebih tinggi menjadi 63Mt dari sebelumnya 61Mt seiring prospek cuaca yang membaik. Revisi pendapatan tersebut juga untuk merefleksikan kenaikan capex menjadi USD2,8 miliar dan tambahan pembiayaan utang (USD1,5 miliar).
Buy
Tim Indo Premier memangkas target price (TP) berdasarkan SOTP menjadi Rp4.640 dari Rp5.450 karena perkiraan laba bersih yang lebih rendah, capex serta utang yang lebih tinggi. Namun demikian rekomendasi Buy tetap dipertahankan karena saat ini ditransaksikan dengan rasio EV terhadap EBITDA sebesar 2,2 kali (diskon 40% dari rata-rata 10 tahun).
"Kami memperkirakan valuasi dari proyek pertumbuhan (pabrik peleburan alumunium, kawasan industri Kaltara) untuk meredam penurunan koreksi harga batubara ST. Kata Tim Analis tersebut risiko utama pada saham adalah harga batubara yang lebih lemah dari perkiraan dan penundaan proyek.
(sumber: Riset Indo Premier Sekuritas)

Sumber : admin