Kurs Rupiah Diprediksi Melemah Akibat Yield Obligasi USA Terus Menanjak
Thursday, October 21, 2021       09:21 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah terhadap dolar AS berpeluang melemah hari ini. Penyebabnya adalah terus naiknya yield obligasi pemerintah AS karena ekspektasi perubahan kebijakan moneter di AS.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (21/10) pukul 09.10 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.102 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 26 poin atau 0,19% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Selasa sore kemarin (19/10) di level Rp14.076 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah berpeluang tertekan hari ini seiring naiknya yield obligasi pemerintah AS karena ekspektasi perubahan kebijakan moneter di AS. Pagi ini, yield tenor 10 tahun terlihat menembus ke atas kisaran 1,67%.
"Ini level tertinggi sejak 20 Mei 2021," kata Ariston dalam keterangan tertulis, Kamis pagi.
Fokus pelaku pasar terhadap kenaikan inflasi di dunia dan juga di AS belakangan ini karena krisis energi, menahan yield obligasi AS di level tinggi. Inflasi yang terus menekan naik, bisa mendorong bank-bank sentral mengubah kebijakannya menjadi lebih ketat, seperti yang sudah dilakukan Bank Sentral Selandia Baru dan Korea Selatan.
"Bank-bank sentral lainnya kemungkinan menyusul seperti bank sentral AS, Inggri, dan Eropa," ujar Ariston.
Tapi di sisi lain, peluang penguatan rupiah masih terbuka hari ini karena didukung oleh kenaikan harga komoditi terutama tambang yang menjadi andalan ekspor Indonesia. Selain itu, sentimen pasar terhadap aset risiko belum pudar dengan didukung oleh laporan pendapatan perusahaan yang membaik di masa pandemi.
"Rupiah berpotensi bergerak melemah ke kisaran Rp14.100 per dolar AS, sementara potensi penguatan ke kisaran Rp14.050 per dolar AS," tutup Ariston.
(Adhitya)

Sumber : admin