Kurs Rupiah Diprediksi Melemah Terbatas Akibat Serangan Israel Terhadap Iran
Friday, June 13, 2025       09:16 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah diprediksi melemah terhadap dolar Amerika Serikat setelah terjadi ketegangan yang meningkat antara Iran dengan Israel di Timur Tengah.
Mengutip data Bloomberg pada Jumat pagi (13/6) pukul 09.12 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.276 per dolar AS, melemah 34 poin atau 0,21% dibandingkan Kamis sore (12/6) dilevel Rp16.242 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan bahwa eskalasi ketegangan yang meningkat antara Iran dengan Israel bisa memicu pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini. "Karena pelaku pasar kembali masuk ke safe haven aset termasuk dolar AS," kata Ariston saat dihubungi Ipotnews pagi ini.
Israel mengonfirmasi telah melancarkan serangan militer besar-besaran ke sejumlah target strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan pusat produksi rudal. Menurut pernyataan resmi pemerintah Israel pada Jumat (13/6) pagi, operasi yang diberi nama "Rising Lion" itu dimaksudkan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Dalam pesan video yang dirilis kepada publik, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya telah memasuki "momen penentu dalam sejarah Israel" dan akan terus melakukan serangan ke Iran selama beberapa hari ke depan.
"Israel menargetkan ilmuwan-ilmuwan Iran yang bekerja mengembangkan bom nuklir, program rudal balistik mereka, serta fasilitas pengayaan uranium di Natanz," ujar Netanyahu, dilansir Reuters.
Namun Ariston memperkirakan pelemahan kurs rupiah tidak akan terlalu besar karena angka inflasi AS lebih dingin dari perkiraan. Kondisi ini memperkuat ekspektasi investor bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada September 2025.
"Kemungkinan kurs rupiah masih akan bergerak di kisaran Rp16.200 - Rp16.300 per dolar AS hari ini," pungkas Ariston.
AS melaporkan indeks harga konsumen (CPI) naik atau mengalami inflasi 0,1% pada Mei 2025 (month to month), lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 0,2%.
Inflasi inti, tidak memasukkan harga makanan dan energi yang bergejolak, juga naik 0,1%, di bawah ekspektasi.
Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi tercatat 2,4% oada Mei 2025, lebih tinggi dibandingkan April yakni 2,3%. Namun inflasi Mei di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,5%. Inflasi inti (yoy) tetap bertahan di 2,8%.(Adhitya)

Sumber : admin

berita terbaru
Friday, Jul 11, 2025 - 17:31 WIB
Indonesia Market Summary (11/07/2025)
Friday, Jul 11, 2025 - 17:22 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham GEMA, Beli
Friday, Jul 11, 2025 - 17:19 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham MASB, Beli
Friday, Jul 11, 2025 - 17:17 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham IDPR, Beli
Friday, Jul 11, 2025 - 17:13 WIB
Kepemilikan Saham 30 Juni 2025 INDX
Friday, Jul 11, 2025 - 17:04 WIB
MPMX Lego 5,6 Juta Saham Hasil Buyback