Laba BMRI Melemah Seiring Biaya Kredit Menuju Normal
Thursday, July 18, 2019       17:48 WIB

Ipotnews - Laba bersih kuartalan PT Bank Mandiri Tbk () mencapai Rp6,3 triliun di periode kuartal II 2019 (2Q19) atau terjadi penurunan 13 persen secara kuartalan (QoQ). Hal ini terjadi sebagian besar akibat kenaikan biaya kredit menjadi 1,70 persen pada 2Q dibanding 1Q sebesar 1,37 persen.
Hal ini secara umum mengantarkan biaya kredit secara keseluruhan menjadi sebesar 1,53 persen per semester pertama 2019 (1H19). Namun biaya kredit tersebut masih sesuai dengan target yang ditetapkan manajemen di kisaran 1,60 persen - 1,80 persen selama FY19.
Tidak termasuk provisi, laba inti ( PPOP ) sesuai dengan proyeksi, berkontribusi 24,7 persen terhadap proyeksi kinerja 2019 di periode 2Q (1Q : 24,9 persen) didorong oleh pertumbuhan kredit yang sangat moderat sebesar 9,5 persen, marjin bunga bersih yang tangguh sebesar 5,5 persen serta kenaikan biaya operasi yang terkendali secara baik sebesar 5,9 persen (YoY). Sementara ROAA dan ROAE pada 1H19 masing-masing 2,23 persen dan 14,7 persen.
Marjin Bunga
Perolehan marjin bunga bersih perseroan menyempit sedikit menjadi 5,52 persen di IH19 (-5bps YoY). Ketangguhan marjin bunga tersebut dapat dikaitkan dengan utilisasi aset yang membaik sebagaimana bukti dari kreditnya yang lebih kuat vs pertumbuhan deposit (9,5 persen vs 5,0 persen) dan kenaikan kontribusi marjin kredit ritelnya yang lebih kuat menjadi 35 persen terhadap portofolio kredit. Ini memicu kenaikan yield aset pada 1H19 (naik 37bps YoY) yang mana kontras dengan bank sejenis seperti dan dimana telah terjadi penurunan.
Kualitas Aset
Biaya kredit normal ke level 1,7 persen pada periode 2Q setelah setelah provisi secara tak terduga turun menjadi 1,3 persen pada 1Q walaupun hal ini masih sesuai dengan target perseroan di kisaran 1,6 persen hingga 1,8 persen selama 2019 (tidak berubah).
Sementara rasio kredit macet baru (new NPL) stabil sebesar 1,75 persen pada 2Q vs 1,84 persen di periode 1Q dan lebih rendah dibandingkan dengan periode 2018.
NPL dan cakupan rasio membaik masing-masing menjadi 2,6 persen dan 147 persen. Namun NPL baru, yaitu Krakatau Steel dan Dunia Tex dengan outstanding Rp2,2 triliun masih dalam kategori lancar, maka diperkirakan biaya kredit kemungkinan melampaui proyeksi asumsi sebesar 1,62 persen pada 2019. Hal ini menyiratkan potensi downside 2-3 persen terhadap proyeksi laba.
Valuasi
Head of Reseacrh Indo Premier Sekuritas Stephan Hasjim mempertahankan proyeksi laba serta target price (TP) sebesar Rp9.400 seiring penurunan tajam biaya modal di Indonesia (yield surat utang 10 tahun sebesar 7,1 persen versus asumsi sebesar 7,7 persen).
Menurutnya, TP tersebut didasarkan Gordon Growth Model (GGM) penjabaran rasio P/B sebesar 2,19 kali. Asumsi LT ROAE sebesar 17,1 kali dan LT growth 9 persen serta biaya ekuitas sebesar 12,7 kali. Indo Premier mempertahankan rekomendasi Buy saham .
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Operating income (RpBn)

73,718

80,079

85,162

92,277

102,239

PPOP (RpBn)

38,704

42,397

44,810

49,121

56,271

Net profit (RpBn)

20,640

25,015

28,604

32,942

37,488

Net profit growth (%)

49.5

21.2

14.3

15.2

13.8

FD EPS (Rp)

442

536

613

706

803

P/E (x)

17.6

14.5

12.7

11

9.7

P/B (x)

2.1

2

1.8

1.6

1.5

Dividend yield (%)

2.6

3.1

3.5

4.1

4.6

ROAA (%)

1.9

2.2

2.3

2.4

2.5

ROAE (%)

13.4

14.9

15

15.6

16.2

 source: , IndoPremier  ; Share Price Closing as of 17July 2019 


Sumber : admin

berita terbaru
Tuesday, Apr 16, 2024 - 17:02 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 TRUK
Tuesday, Apr 16, 2024 - 16:55 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 KDTN
Tuesday, Apr 16, 2024 - 16:52 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 RALS
Tuesday, Apr 16, 2024 - 16:47 WIB
Kepemilikan Saham 29 Maret 2024 FITT
Tuesday, Apr 16, 2024 - 16:45 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 PPRI
Tuesday, Apr 16, 2024 - 16:40 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 ENAK
Tuesday, Apr 16, 2024 - 16:39 WIB
Kepemilikan Saham 31 Maret 2024 IGAR