Laba Bersih LSIP di Periode 2018 Anjlok 55 Persen
Thursday, February 28, 2019       09:36 WIB

Ipotnews - PT PP London Sumatra Indonesia Tbk () mencatatkan laba bersih 2018 senilai Rp331,4 miliar atau menurun hingga 54,8 persen (year-on-year) akibat penurunan penjualan sebesar 15,2 persen menjadi Rp4,02 triliun.
Menurut Corporate Secretary , Endah R Madnawidjaja, penurunan penjualan di 2018 menyebabkan laba usaha dan laba bersih Perseroan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan masing-masing sebesar 62,4 persen dan 54,8 (yoy) menjadi Rp339,7 miliar dan Rp331,4 miliar.
"Dari sisi operasional di 2018, produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti meningkat 18,5 persen (yoy) menjadi 1.515.537 ton," kata Endah di Jakarta, Kamis (28/2).
Dia mengatakan, peningkatan produksi TBS terutama berasal dari Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan, seiring implementasi manajemen panen yang lebih baik serta peningkatan kondisi dan jalan kebun.
Sehingga, lanjut Endah produksi CPO pada 2018 meningkat 16,4 persen (yoy) menjadi 453.168 ton. Pada Kuartal IV-2018, produksi TBS inti meningkat 29,6 persen dan total produksi CPO meningkat 28,8 persen.
"Penurunan harga jual rata-rata dari produk sawit dan karet berdampak pada total penjualan dan laba Perseroan," tutur Endah.
Lebih lanjut dia mengatakan, kontribusi produk sawit terhadap total penjualan mencapai 91 persen diikuti oleh karet sebesar 5 persen dan benih bibit sawit sebesar 2 persen.
" mempertahankan posisi keuangan yang sehat dengan total aset mencapai Rp10 triliun," ucap Endah sembari menegaskan bahwa posisi kas sebesar Rp1,66 triliun pada 31 Desember 2018 dan tanpa funded debt.
Sementara itu, Presiden Direktur , Benny Tjoeng mengatakan, pada 2018 perseroan mencatat pertumbuhan produksi yang kuat, baik TBS inti maupun CPO, namun menghadapi penurunan harga komoditas, terutama harga produk sawit dan karet.
Benny menyebutkan, harga CPO pada Semester II-2018 berada di posisi terendah dalam kurun beberapa tahun terakhir. Pada 2018, harga CPO menurun 16 persen (yoy).
"Industri perkebunan diperkirakan akan tetap kompetitif dan menantang. Kami terus memperkuat posisi keuangan dan fokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik untuk bisa meraih potensi pertumbuhan," tutur Benny.
(Budi)

Sumber : admin