Langkah Wall Street Terbebani Virus Korona, Dow Kehilangan 900 Poin
Thursday, April 02, 2020       04:49 WIB

Ipotnews - Saham anjlok, Rabu, ketika Wall Street memulai kuartal kedua dengan pandangan yang masam di tengah kekhawatiran virus korona akan membuat ekonomi ditutup lebih lama dari perkiraan.
Pada akhir perdagangan, Dow Jones Industrial Average merosot 973,65 poin atau 4,4%, menjadi 20.943,51, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Rabu (1/4) atau Kamis (2/4) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 melorot 4,4% atau 114,09 poin menjadi 2.470,50 dan Nasdaq Composite Index melemah 339,52 poin atau 4,4% menjadi 7.360,58.
Indeks utama itu mencapai posisi terendah pada sesi tersebut di menit-menit terakhir perdagangan, dengan Dow turun secara singkat lebih dari 1.100 poin.
Presiden Donald Trump, Selasa malam, mengatakan bahwa AS harus berpersiap menghadapi "dua pekan yang sangat, sangat menyakitkan" akibat virus korona yang merajalela. Pejabat Gedung Putih memproyeksikan antara 100.000 dan 240.000 kematian akibat virus tersebut di AS.
"Ini akan menjadi periode dua pekan yang sangat berat," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih. "Ketika kita melihat pada malam hari jenis kematian yang disebabkan oleh musuh tak terlihat itu, ini luar biasa."
Gubernur New York, Andrew Cuomo, Rabu, mengatakan akan menutup semua taman bermain di New York City, menambahkan negara bagian tersebut memproyeksikan tingkat kematian yang tinggi hingga Juli. Dia juga mengatakan kasus di negara bagian New York sekarang berjumlah lebih dari 83.000.
"Masih ada ketidakpastian yang sangat besar," kata Patrick Kaser, Manajer Portofolio Brandywine Global. "Kita bisa melihat sejarah sebagai pedoman untuk pasar dan ekonomi, tetapi tidak ada skenario yang sempurna."
"Dalam situasi seperti ini, hal terbaik bagi investor jangka panjang adalah mencari tahu apa yang mereka inginkan dalam jangka panjang," katanya.
Boeing, American Express dan Dow Inc semua anjlok lebih dari 7,5% untuk memimpin kejatuhan sektor industri dalam komponen Dow. Investasi real estat, utilitas, energi dan keuangan memimpin S&P 500 lebih rendah dengan masing-masing sektor menyusut setidaknya 5%.
Indeks manufaktur ISM turun menjadi 49,1 di Maret dari 50,1 pada Februari, menandakan kontraksi dalam aktivitas manufaktur AS di tengah pandemi tersebut.
"Saya belum pernah melihat sesuatu bergerak secepat ini," kata Timothy Fiore, kepala survei manufaktur ISM. "Kita belum mencapai dasarnya."
Selain itu, data dari ADP dan Moody's Analytics menunjukkan perusahaan Amerika memangkas 27.000 pekerjaan hingga 12 Maret. Kerugian aktual untuk bulan itu jauh lebih buruk, seperti yang ditunjukkan data jumlah klaim pengangguran dalam sepekan atau 20 Maret.
"Aliran berita yang kita peroleh sangat ekstrem," kata Megan Horneman, Direktur Strategi Portofolio Verdence Capital Advisors. "Kita mengombinasikannya dengan fakta bahwa data yang masuk sangat mengerikan...banyak yang bisa diserap investor pada saat ini."
Namun, dia mencatat, pasar akan "menavigasi untuk menemukan  bottom -nya" ketika paket stimulus fiskal Amerika mulai digulirkan.
Selasa, Dow dan S&P 500 menutup kinerja kuartal pertama terburuk sepanjang masa. Dow jatuh lebih dari 23% pada kuartal pertama; itu juga merupakan penurunan kuartalan terbesar sejak 1987. S&P 500 merosot 20% di kuartal pertama, kerugian kuartalan terbesar sejak 2008.
CEO DoubleLine Capital, Jeffrey Gundlach, mengatakan gejolak pasar yang didorong virus korona akan memburuk lagi pada bulan ini, mengalahkan level terendah Maret.
"Level terendah yang kita capai pada pertengahan Maret...Saya berani bertaruh bahwa tingkat yang rendah itu akan terhapus," kata Gundlach.
Pandemi virus korona telah menyebabkan penutupan aktivitas ekonomi secara nasional, menghentikan produksi bisnis dan membuat jutaan pekerja Amerika menganggur. Gangguan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya itu menyebabkan kesulitan keuangan dan volatilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lebih dari 900.000 kasus dikonfirmasi di seluruh dunia, menurut Universitas Johns Hopkins. Dari kasus itu, lebih dari 200.000 berada di Amerika. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA