MBTO percaya kinerja tahun depan makin cantik
Thursday, December 06, 2018       20:04 WIB

JAKARTA - Meski tahun ini kinerjanya menurun, PT Martina Berto Tbk () optimis bisa kembali untung tahun depan. Emiten kosmetik ini percaya dengan perbaikan penjualan maka laporan keuangannya menjadi makin cantik.
Direktur Utama PT Martina Berto Tbk () Bryan David Emil mengatakan tahun 2018 bukanlah tahun yang mudah bagi semua perusahaan konsumer termasuk Martina Berto. Dari data internal , permintaan consumer goods di ritel modern maupun tradisional yang lesu sampai kuartal III-2018. "Kami memandang tahun 2019 adalah tahun positif bagi perusaahaa," kata Bryan kepada KONTAN, Kamis (6/12).
Bryan menargetkan penjualan tahun depan optimis naik 10%. Sehingga secara laba perusahaan bisa mencapai Rp 5 miliar. "Kita percaya produk-produk lama sudah selesai direnovasi semua di akhir tahun. Mulai rebranding dan juga ganti packaging," kata Bryan.
Selain itu bisnis toll manufacturing business lewat anak usaha Cedefindo. Catatan saja PT Cedefindo, mana bidang usaha utama adalah Kontrak Manufaktur (Makloon) dalam produk kosmetik. "Maklon banyak juga ke bisnis non group Martha Tilaar. Mulai dari pemain lokal maupun internasional," katanya.
Untuk menekan kerugian, berencana melakukan beberapa cara. Misalnya dari efisiensi marketing sales serta mengganti produk lama dengan produk baru.
Penetrasi pasar ekspor pun juga terus disasaar. Saaat ini pasar ekspor menyumbang 2% dari total penjualan. Rencanaanya dalam lima tahun kedepan bisa menyumbang 6% sampai 7%. "Kami incar pasar Asia Pasifik," katanya.
Tahun depan juga berencana menambah gerai Martha Tilaar Shopnya. Saat ini sudah ada 31 gerai yang dimiliki. "Rencananya akan ada dua gerai lagi yang kami buka. Satu di Jawa Barat dan satu lagi masih kami pikirkan antara Jawa atau Sumatera," kata Bryan. Adapun nilai investasi per gerai mencapai Rp 1 miliar.
Sebagai informasi, PT Martina Berto Tbk () membukukan penurunan pendapatan sebesar 26% year on year (yoy) dari Rp 505,01 miliar pada kuartal III 2017 menjadi Rp 382,63 miliar pada kuartal III 2018. Sementara rugi bersih naik menjadi Rp 62,27 miliar. Atau naik dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 26,34 miliar.
Namun bila dilihat dari laporan keuangan , kinerja divisi kosmetik menurun tajam. Tapi penjualan jamu dan lain-lain dari justru meningkat. Dari laporan keuangan kuartal III-2018, tercatat penjualan divisi jamu senilai Rp 3,06 miliar atau naik dari periode sama tahun lalu sebanyak Rp 1,30 miliar. Bahkan pendapatan lain-lain senilai Rp 93,3 miliar atau naik dari periode sama tahun lalu sebanyak Rp 44,1 miliar.

Sumber : KONTAN.CO.ID