Market "Wait-and-See" Hasil Pembicaraan Perdagangan, Greenback Menguat
Wednesday, June 11, 2025       04:52 WIB

Ipotnews - Dolar menguat, Selasa, dibantu komentar dari pejabat Amerika Serikat bahwa negosiasi perdagangan antara Beijing dan Washington berjalan dengan baik, meski tidak ada konsensus yang jelas tentang kesepakatan saat pembicaraan berlanjut untuk hari kedua.
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengulangi nada optimistis Presiden Donald Trump tentang diskusi perdagangan dengan pejabat ekonomi China, tetapi tidak memberikan rincian, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (10/6) atau Rabu (11/6) pagi WIB.
Di sisi lain, poundsterling merosot terhadap greenback karena data ketenagakerjaan Inggris menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih lemah.
Sejumlah pejabat dari dua ekonomi terbesar dunia itu bertemu di London untuk mencoba meredakan perselisihan yang meluas dari tarif hingga pembatasan atas tanah jarang.
Marc Chandler, Chief Market Strategist Bannockburn Forex di New York, mengatakan bukan hanya tarif yang dipertaruhkan dalam negosiasi ini tetapi juga kontrol ekspor, dan "itu akan menjadi dasar bagi quid pro quo."
Chandler menyebutkan ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk mencapai kesepakatan: chip semikonduktor AS untuk magnet dan tanah jarang China. Namun, yang perlu diperhatikan, papar dia, adalah asimetri tersebut. "China dapat mengganti chip yang diekspor Amerika dengan lebih mudah daripada kita dapat mengganti magnet dan tanah olahan mereka."
Trump dan mitranya dari China, Xi Jinping, berbicara melalui telepon pekan lalu pada saat yang krusial bagi kedua ekonomi karena tanda-tanda ketegangan muncul dari serangkaian perintah tarif yang diberlakukan Trump sejak Januari.
"Jika pembicaraan benar-benar menghasilkan kesepakatan yang substansial, trader akan menganggapnya sebagai berita yang sangat baik, dan mengurangi risiko," tulis Thierry Wizman, analis Macquarie di New York.
"Namun, kami memperkirakan Amerika akan reli, sesuai dengan pola terkini yang melihat dolar AS bertindak sebagai mata uang berisiko. Namun, kami juga memperkirakan reli tersebut tidak akan berlangsung lama."
Dalam perdagangan petang, dolar naik 0,2% versus yen menjadi 144,92, setelah anjlok sekitar 8,5% terhadap mata uang Jepang tersebut sejauh tahun ini. Yen secara keseluruhan didukung oleh aliran safe haven selama gejolak pasar yang dipicu tarif Trump.
Bank of Japan juga diprediksi mempertahankan biaya pinjaman pada level saat ini dalam pertemuan kebijakan minggu depan. Gubernurnya, Kazuo Ueda, menyebutkan pada Selasa bahwa waktu kenaikan suku bunga berikutnya dapat ditunda.
Risiko terhadap ekonomi Jepang yang bergantung pada ekspor dari tarif Trump mendorong kembali spekulasi pasar pada waktu kenaikan suku bunga berikutnya, dan investor mencari petunjuk dari Ueda tentang seberapa cepat peningkatan suku bunga dapat dilanjutkan.
Upah Inggris naik lebih lambat dari perkiraan sebesar 5,2% dalam tiga bulan hingga April, mendorong sterling turun 0,4% terhadap dolar menjadi USD1,3496.
BoE akan bertemu pekan depan dan diprediksi mempertahankan suku bunga tidak berubah. Trader pasar uang memperkirakan sekitar 48 basis poin pemotongan pada akhir tahun, naik dari sekitar 39 bps sebelum data tersebut dirilis.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, naik tipis ke posisi 99,087. Indeks tersebut merosot lebih dari 8% tahun ini karena investor--khawatir tentang dampak tarif dan ketegangan perdagangan terhadap ekonomi dan pertumbuhan Amerika--menjual beberapa aset AS dan mencari alternatif.
Euro, di sisi lain, mendatar di USD1,1420, sementara dolar Australia, yang sering dilihat sebagai proksi sentimen risiko, juga sedikit berubah di USD0,6519.
Fokus investor pekan ini akan tertuju pada laporan indeks harga konsumen (CPI) Amerika periode Mei yang akan dirilis Rabu. Laporan tersebut dapat memberikan wawasan tentang dampak tarif, dengan investor waspada terhadap setiap gejolak inflasi menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan.
The Fed juga diprediksi mempertahankan suku bunga pekan depan, dengan trader memperkirakan hampir dua kali pemotongan 25 basis poin hingga akhir tahun. (ef)

Sumber : Admin