Masa Pandemi Covid-19, Penjualan Siantar Top Tumbuh 9%
Saturday, July 11, 2020       14:50 WIB

SURABAYA - PT Siantar Top Tbk mencatat penjualan bersih tumbuh 9% selama kuartal I/2020, meskipun harus menghadapi tantangan karena pandemi Covid-19. Produsen pangan ini juga optimistis bisa mengejar target pertumbuhan penjualan 10% hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama PT Siantar Top Tbk, Agus Suhartanto mengatakan tantangan yang dihadapi perseroan di masa pandemi Covid-19 cukup besar. Seperti ada keterbatasan suplai bahan baku, pembatasan-pembatasan terkait sarana transportasi dan kapasitas produksi, pemeriksaan keluar masuk barang yang lebih lama dan lebih sulit. Kesulitan finansial lembaga-lembaga keuangan atau bahkan konsumen pelanggan yang terkait dengan perseroan.
Secara umum, tantangan akibat pandemi Covid-19 itu memang ada, misalnya ketidaklancaran pasokan bahan baku. Tapi, perseroan juga berusaha sedapat mungkin mengatasinya, sehingga kinerja perseroan di kuartal I/ 2020 masih cukup baik.
"Penjualan bersih selama kuartal I/2020 sebesar Rp 945 miliar atau tumbuh 9% dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 863 miliar," kata Agus usai Rapat Umum Pemegang Saham di Surabaya, Jumat (10/7/2020).
Direktur PT Siantar Top, Suwanto, menjelaskan, penjualan rata-rata produk mengalami kenaikan dibanding kuartal I/ 2019 dan kontribusi terbesar dari produk crackers, biskuit dan mie.
"Selain penjualan domestik, penjualan ekspor juga masih bertumbuh dan berkontribusi 9 persen terhadap total penjualan. Kontribusi ekspor terbesar dari negara Tiongkok, Korea, dan Vietnam," katanya.
Agus menyatakan, pertumbuhan penjualan 9 persen itu mendongkrak laba kotor dan laba bersih perseroan. Laba kotor kuartal I/ 2020 dibanding kuartal I/2019 naik 14,3% atau Rp 33 miliar, yakni dari tahun 2019 sebesar Rp 231 miliar menjadi sebesar Rp 264 miliar di tahun 2020.
Kemudian, laba bersih kuartal I/2020 dibanding kuartal I/2019 naik 29, 7% atau Rp 40 miliar dari sebesar Rp 135 miliar di tahun 2019 menjadi sebesar Rp 175 miliar di tahun 2020.
Suwanto menambahkan, perseroan berkomitmen untuk tetap menjaga ketersediaan pangan yang berkualitas di masyarakat dalam kondisi yang tidak menentu seperti saat pandemi Covid-19 ini. Perseroan juga tetap berusaha mempertahankan target penjualan sampai dengan akhir tahun 2020 yang tumbuh sekitar 10%.
"Di semester II/2020 kita masih optimistis untuk memaksimalkan target penjualan sampai akhir tahun sekitar 10%," kata Suwanto.
Untuk itu, lanjut dia, perseroan akan berusaha sedapat mungkin mengantisipasi tantangan selama pandemi Covid-19 agar tidak menimbulkan kerugian yang signifikan bagi perseroan. Diantaranya adalah melakukan upaya promosi atas produk-produk unggulannya yang masih cukup potensial di pasaran, dengan strategi memperluas jaringan distribution center untuk menyiapkan buffer stock, supaya mempermudah penyebaran produk untuk wilayah-wilayah terdekat dan menjalin hubungan baik dengan distributor setempat.
"Perseroan juga tetap mengembangkan pasar ekspor di negara-negara Asia, Timur Tengah dan Afrika," imbuh Suwanto.
Di sisi lain, menurut Agus, perseroan juga menyiapkan berbagai langkah antisipasi terhadap tantangan selain Covid-19, yakni kemungkinan terganggunya aktivitas bisnis dan daya beli masyarakat yang dapat menurun.
Untuk itu, setelah melakukan pengkajian, perseroan memutuskan untuk menunda beberapa rencana investasi pengembangan sampai kondisi ekonomi memungkinkan untuk melanjutkan lagi . Yakni, rencana investasi pengembangan pabrik baru di Kertonsono dan investasi Theme Park di Surabaya. Sementara untuk pengembangan pabrik baru di Pasuruan tetap akan dilanjutkan dengan lebih selektif serta dilakukan secara bertahap.
"Akhir tahun 2020 sebagian fasilitasnya sudah mulai bisa dipergunakan dan diharapkan di tahun 2021 dapat beroperasi untuk pengembangan produk baru ini," terang Agus.
Perubahan rencana sejumlah investasi pengembangan itu menyebabkan perubahan Capex tahun 2020.
"Rencana Capex tahun 2020 yang sebelumnya sebesar Rp 569 miliar menjadi Rp 469 miliar, yakni untuk anak perusahaan Rp 50 miliar, perluasan usaha Rp 319 miliar dan dividen Rp 100 miliar," pungkas Agus.

Sumber : INVESTOR DAILY