Mata Uang Asia Menggeliat, Rupee Terkatrol Kenaikan Suku Bunga India
Friday, August 05, 2022       15:03 WIB

Ipotnews - Rupee menguat, Jumat, setelah Reserve Bank of India (RBI) mengumumkan kenaikan suku bunga ketiga dalam beberapa bulan, sementara baht Thailand melesat lebih dari 1% didorong potensi dimulainya pengetatan kebijakan pekan depan.
RBI menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps) karena inflasi ritel Juni mencapai 7%. Ekonom memperkirakan lebih banyak kenaikan ke depan karena inflasi terlihat bertahan di ujung atas bank sentral dari rentang toleransi 2-6% untuk sisa tahun ini, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Jumat (5/8).
Mengingat risiko bahwa inflasi tinggi yang berkelanjutan dapat mengacaukan ekspektasi inflasi dan inflasi akan tetap di atas kisaran target untuk beberapa bulan lagi, RBI diprediksi terus menaikkan suku bunga selama beberapa bulan ke depan, kata Mitul Kotecha, analis TD Securities.
"Seperti mata uang Asia lainnya, rupee India diuntungkan dari penurunan dolar AS baru-baru ini. Setelah mundur dari penembusan 80, kami terus memperkirakan beberapa konsolidasi dalam jangka pendek."
Rupee menguat hingga 0,7%, sementara imbal hasil obligasi India bertenor 10-tahun - salah satu surat utang yang memberikan  return  tertinggi di kawasan tersebut - melonjak 9,4 bps menjadi 7,251%. Rupee berada di jalur untuk mengakhiri pekan dengan kenaikan sekitar 0,2%, apresiasi mingguan ketiga berturut-turut.
Pekan depan, data makro India diperkirakan menunjukkan inflasi tetap di atas kisaran target RBI untuk periode Juli, memberikan ruang guna melanjutkan siklus pengetatannya.
Sementara itu, baht Thailand melonjak 1% karena investor mulai memperkirakan kenaikan suku bunga pertama sejak akhir 2018 ketika laju inflasi tetap mendekati level tertinggi 14 tahun pada Juli.
Sunthorn Thongthip, analis Kasikorn Securities mengatakan Kasikornbank memperkirakan Bank of Thailand (BoT) akan menaikkan 25 bps pada 10 Agustus, mengingat "harga minyak yang rendah dan membaiknya tingkat kedatangan turis yang menghasilkan neraca transaksi berjalan lebih baik."
Kasikornbank nenperkirakan tingkat suku bunga akan naik menjadi 1% pada akhir tahun ini.
Tim Leelahaphan, analis Standard Chartered, yang juga memperkirakan kenaikan 25 bps minggu depan, namun melihat kekhawatiran yang tersisa atas ruang kebijakan yang sempit bagi BoT untuk bergerak, mengingat meningkatnya ketakutan resesi dan pembicaraan tentang pemotongan suku bunga di Amerika tahun depan.
Standard Chartered memperkirakan kenaikan total 75 bps tahun ini oleh BoT, menetapkan suku bunga menjadi 1,25%, dan melihat jalur normalisasi suku bunga bertahap pada 2023-24, papar Leelahaphan.
Di antara mata uang lainnya, peso Filipina meningkat 0,7% karena tekanan untuk mengetatkan kebijakan moneter terus berlanjut pada bank sentral negara itu, dipicu angka inflasi yang kuat untuk periode Juli. Peso ditetapkan untuk membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
Analis ING dan Barclays memperkirakan kenaikan 50 bps dari Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) pada 18 Agustus, setelah peningkatan agregat 125 bps sejak Mei.
Rupiah juga terapresiasi 0,2% karena data menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, terbesar di Asia Tenggara, meningkat pada kuartal Juni, didorong ledakan ekspor.
Namun, kenaikan inflasi dan pengetatan moneter mengaburkan prospek tersebut.
Ekuitas sebagian besar bervariatif, dengan saham di India, Korea Selatan dan Taiwan naik 0,3-2%, sementara Malaysia turun 0,5%. (ef)

Sumber : Admin