Mau Masuk ke BUMI, Grup Salim Ternyata Sudah Lama ‘Main’ Tambang
Friday, October 07, 2022       14:02 WIB

IDXC hannel - Konglomerat Anthoni Salim kembali beraksi. Kali ini, Grup Salim besutannya dikabarkan akan menjadi investor anyar emiten batu bara Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk (). Sepak terjang Salim di batu bara ternyata bukan barang baru.
Ini karena, berkat upaya 'menginternasionalkan modalnya' pasca krisis Asia dan tumbangnya rezim Orde Baru, Grup Salim sudah masuk ke pertambangan Australia setidaknya sejak 2014.
Sebagaimana diketahui, Salim terkenal lewat gurita bisnisnya di industri mie instan, tepung terigu, kendaraan, infrastruktur sampai perkebunan sawit.
Menurut catatan Faris Al-Fadhat dalam buku  The Rise of International Capital: Indonesian Conglomerates in ASEAN  (2019), Salim pertama kali masuk ke industri tambang Australia pada 2014, ketika mengakuisisi perusahaan tambang logam dasar dan mulia Robust Resources senilai USD70,5 juta melalui perusahaan cangkang Droxford International Limited.
Droxford International sendiri terdaftar di British Virgin Islands.
Disebut, aksi akusisi tersebut merupakan hasil kemitraan dengan perusahaan investasi asal Hong Kong Stanhill Capital Partners di mana Salim menggenggam 46,6% saham Robust.
Adapun, Robust memiliki proyek tambang di Pulau Romang, Maluku.
Pada 2014, Salim juga mencaplok tambang vanadium Windimura milik Atlantic melalui Droxford International. Pada tahun itu, produksi di Windimurra dihentikan akibat kebakaran.
Mengutip Mining Weekly (30 Mei 2016), Akuisisi tersebut baru direstui The Foreign Investment Review Board ( FIRB ) Australia pada 2016.
Di website Atlantic, perusahaan adalah pemilik 100% dari proyek vanadium Windimurra di wilayah Mid West Australia Barat.
"Windimurra diharapkan menghasilkan sekitar 7.600 ton serpihan vanadium pentoksida (V2O5) dengan kemurnian tinggi per tahun," jelas website Atlantic.
Selanjutnya, pada 2016, Salim kembali mengakuisisi salah satu tambang batu bara terbesar di New South Wales, Mount Pleasant.
Mount Pleasant adalah anak usaha Rio Tinto. Sementara, Operasi Mount Pleasant berada di wilayah Hunter Valley di New South Wales.
Dalam proses pencaplokan tersebut, Salim menggunakan kendaraan MACH Energy Australia, yang adalah anak usaha Droxford International. Nilai akuisisi tersebut mencapai USD224 juta.
Kebetulan, MACH Energy, khususnya Mach Energy (Hongkong) Limited (MEL), disebut akan menjadi investor baru nantinya.
Kala itu, masuknya Salim ke batu bara sempat dianggap mengejutkan oleh surat kabar  The Australian Financial Review  (27 Oktober 2017) lantaran ' its limited experience in coal ' (pengalaman terbatas di batu bara).
Di MACH Energy Australia, Grup Salim diwakili oleh Ferdian Purnamasidi sebagai Managing Direktor perusahaan.
Tertera di website MACH , Ferdian disebut mewakili Droxford Internasional Limited. Dia juga menjadi penanggung jawab untuk mengelola portofolio investasi Grup Salim di Australia dan merupakan Direktur Non-Eksekutif di perusahaan tambang tembaga Australia KGL Resourves Ltd.
Di samping akuisisi tambang di atas, pada periode tersebut, Salim juga berekspansi di bisnis tradisionalnya lewat First Pasific.
Mengutip Nikkei Asia (28 Januari 2016), pada 2015, First Pacific dan Wilmar International yang terdaftar di Singapura bersama-sama mengakuisisi produsen makanan Australia Goodman Fielder senilai USD1,3 miliar.
Salim Jadi Investor Anyar
Dalam informasi yang dirilis di website pada Selasa (4/10/2022), bos Grup Salim tersebut akan masuk ke dengan membeli 200 miliar saham lewat Mach Energy (Hongkong) Limited (MEL) dan Treasure Global Investments Limited ( TGIL ).
Menurut dokumen tersebut, MEL merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Hong kong dan beralamat di 24th Floor, Two Exchange Square, 8 Connaught Place, Central, Hong Kong.
Sementara, TGIL merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Hong kong dan beralamat di Unit 1, 7/F, Tower 1, Enterprise Square, 9 Sheung Yuet Road, Kowloon Bay, Hong Kong.
Kemudian, siapa saja pemegang saham MEL dan TGIL ?
Untuk MEL,  pertama , PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) dengan kepemilikan saham perusahaan sebesar 42,50%. BCI merupakan pihak dalam pengendalian oleh Kelompok Usaha Bakrie.
Pemegang saham  kedua , Clover Wide Limited dengan kepemilikan saham sebesar 15%, merupakan pihak yang dikendalikan oleh Agoes Projosasmito. Agoes saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Bumi Resources Mineral Tbk (), anak usaha .
 Ketiga , Mach Energy (Singapore) Pte. Ltd. juga menguasai saham MEL dengan kepemilikan saham sebesar 42,50%. Mach Energy (SIngapore) merupakan pihak yang dikendalikan oleh Anthoni Salim.
" MEPL merupakan perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha Salim," kata dokumen terkait private placement tersebut, dikutip IDXC hannel, Jumat (7/10).
Lebih lanjut, PT Aswana Pinasthika Investasi dengan kepemilikan saham TGIL sebesar 16,15%, merupakan pihak yang dikendalikan oleh Agoes Projosasmito.
Mach Energy (Singapore) Pte. Ltd. yang dikendalikan Salim juga menguasai saham TGIL dengan kepemilikan saham sebesar 83,85%.
Nantinya, MEL akan mengambil bagian atas sebesar 85% dari seluruh saham yang akan diterbitkan dalam PMTHMETD, dan TGIL akan mengambil bagian atas sebesar 15% dari seluruh saham yang akan diterbitkan dalam PMTHMETD.

Sumber : idxchannel.com

berita terbaru