Mayapada Hospital dan BMC merger, struktur utang lebih aman
Tuesday, March 13, 2018       20:38 WIB

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk () atau dikenal dengan Mayapada akan bergabung (merger) dengan Bogor Medical Center (BMC) lewat Akuisisi. Merger akan dilakukan melalui metode akuisisi. Dalam hal ini, BMC akan diakuisisi oleh dan perusahaan hasil merger ini nantinya akan tergabung dalam .
Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, penggabungan dua rumah sakit ini akan berimbas positif. Salah satu yang akan membaik adalah struktur utang kedua perusahaan.
William mencatat, BMC saat ini memiliki rasio utang atau  debt to equity ratio  (DER) yang cukup tinggi yakni 2,7 kali. "Ada potensi gagal bayar," tuturnya. Sementara, dalam catatan William memiliki DER yang cukup aman, yaitu 0,29 kali.
Jika nantinya kedua perusahaan ini bergabung, William mengestimasi bahwa rasio utang setelah merger adalah 0,37 kali.
Sementara, akan diuntungkan dengan jaringan rumah sakit BMC di Bogor. yang saat ini membawa bendera Mayapada Hospital baru memiliki jaringan di Tangerang dan Jakarta Selatan. "Menurut beberapa sumber, BMC punya reputasi yang baik di Bogor," kata William.
Meskipun aksi merger ini cenderung berimbas positif, William menyarankan investor untuk tetap mencermati kinerja perusahaan. Pasalnya, tahun 2017, masih membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 100,85 miliar.
Sementara, BMC juga membukukan penurunan laba tahun berjalan. Pada 2016, laba tahun berjalan BMC sebesar Rp 10,14 miliar. Di 2017 tercatat laba tahun berjalan hanya Rp 1,37 miliar, turun 86,48%  year on year  (yoy).
"Dampak merger ini dalam waktu dekat masih belum terasa. Kita akan lihat di akhir tahun nanti, apakah kinerja akan membaik," tutur William. Saat ini ia masih rekomendasikan  hold  saham .
Pada perdagangan Selasa (13/3), saham ditutup di level Rp 242 per saham. Berdasarkan prospektus, nilai harga wajar pasar setelah merger adalah Rp 282 per saham. " Short term  harga saham akan berfluktuasi dengan resistance tertinggi Rp 280 per saham," tutur William.

Sumber : KONTAN.CO.ID