Mayoritas Mata Uang EM Asia Menguat Terbatas Nantikan Kebijakan Fed
Wednesday, September 16, 2020       13:39 WIB

Ipotnews - Sebagian besar mata uang emerging markets Asia beringsut lebih tinggi pada hari Rabu (16/9), tetapi laju penguatannya masih terbatas karena investor menanti hasil pertemuan The Federal Reserve AS terkait tanda-tanda eksekusi dari perubahan kebijakan yang memungkinkan toleransi yang lebih besar terhadap inflasi.
Pada siang ini, yuan menguat 0,13%, rupiah 0,30%, peso 0,06%, won 0,25%, dolar Singapura 0,10%, dolar Taiwan 0,70%, dan baht 0,03%, demikian laporan dari Reuters.
Dengan demikian, dolar Taiwan mengalami kenaikan yang menonjol. Sebagian besar mata uang EM Asia hanya sedikit menguat terhadap dolar AS, yang memang telah terlihat melemah selama empat bulan terakhir.
Peluang bank sentral AS memberikan langkah kebijakan baru yang akan diumumkan pada Rabu dipandang kecil. Sejumlah analis memperkirakan setidaknya proyeksi ekonomi terbaru The Fed akan menunjukkan periode panjang suku bunga yang lebih rendah.
"Meskipun (pesan) ini semua diharapkan untuk menjaga greenback tetap tenang, ada banyak barang di atas meja yang bisa diambil pasar, " kata Jingyi Pan, ahli strategi ritel platform perdagangan IG.
"Kurangnya pedoman yang dovish, diperkirakan tidak dapat diterima dengan baik oleh pelaku pasar," ujar Jingyi.
Rupiah telah melemah 2% sepanjang bulan September. Penguatan rupiah hari ini terjadi menjelang pertemuan rapat kebijakan moneter Bank Indonesia pada hari Kamis (17/9). Bank Indonesia diharapkan untuk menahan pemotongan suku bunga lebih lanjut untuk menghindari tekanan tambahan pada mata uang rupiah.
BI telah menjadi fokus perhatian di antara investor asing seperti setelah Pemerintah Indonesia mempertimbangkan meningkatkan keterlibatannya dalam kerangka kebijakan moneter negara. BI telah melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah karena kekhawatiran tentang independensi bank sentral membebani kurs rupiah yang sudah di bawah tekanan resesi ekonomi akibat pandemi virus corona.
Analis Maybank mengatakan dalam sebuah catatan bahwa BI kemungkinan akan terus melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah jika diperlukan, guna membatasi pelemahan terhadap rupiah.
Sementara, pasar saham EM Asia bergerak bervariasi. Indeks saham Korea Selatan menguat 0,09%, Singapura 0,43%, Taiwan 1,24% dan Thailand 0,01%.
Sementara indeks saham yang melemah adalah China -0,24%, Indonesia -0,74%, dan Fillipina -0,89%.
Indeks saham Jakarta tergelincir dalam dua hari berturut-turut. Menteri Keuangan Indonesia pada hari Selasa memperkirakan kontraksi yang lebih curam dari perkiraan pada pertumbuan ekonomi negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara tersebut pada kuartal III 2020.
Kekhawatiran ini muncul setelah PSBB lebih ketat terkait virus corona diberlakukan kembali di ibu kota negara Jakarta. Langkah ini ditempuh akibat angka kematian Covid-19 tertinggi di wilayah tersebut.
Indeks saham Fillipina juga merosot akibat jumlah kematian akibat kasus Covid-19 di Filipina telah meningka. Ini menimbulkan keraguan terhadap pemerintah terkait kebijakan terbarunya yang memutuskan untuk melonggarkan aturan jaga jarak secara signifikan.
Pasar keuangan Malaysia ditutup untuk hari libur nasional. (Adhitya)

Sumber : admin