Menkeu: APBN Aman, Kredibel, Sehat, dan Defisit Terus Menurun
Tuesday, October 23, 2018       14:18 WIB

Ipotnews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa kondisi APBN aman, kredibel, dan sehat dengan defisit yang menurun setiap tahun.
"Defisit APBN setiap tahun menurun, bahkan pada tahun 2019 untuk pertama kali proyeksinya dibawah 2 persen tepatnya 1,8%. Jadi kalau kita lihat, defisit nominal, namun harus dibandingkan terhadap GDP," tukas Menkeu dalam acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema "Membangun Manusia Indonesia, Menuju Negara Maju", bertempat di Auditorium Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10).
Sampai dengan tanggal 30 September 2018), papar Sri, realisasi APBN sangat positif, baik dari sisi pertumbuhan penerimaan atau pendapatan negara. "Pendapatan negara sampai dengan akhir September adalah Rp1.312,3 triliun. Ini adalah 69,3% dari total target tahun ini. Kalau kita bandingkan tahun lalu target penerimaan yang Rp1.736 (triliun) sampai dengan September penerimaan baru Rp1.103 (triliun) maka kenaikan penerimaan negara kita September ke September adalah 19%. Suatu kenaikan yang cukup tinggi," jelas Menkeu.
Lebih lanjut, Menkeu memaparkan sumber-sumber pendapatan negara yaitu dari sisi perpajakan (pajak dan bea-cukai), penerimaan negara bukan pajak ( PNBP ) yang mengalami kenaikan yang membanggakan. "Dari sisi pendapatan perpajakan (pajak dan bea-cukai) sampai dengan akhir September telah terkumpul Rp1.024,5 triliun atau 63,3% dari target kita sebesar Rp1.618,1 triliun. Angka (tersebut) dibandingkan tahun lalu yang akhir September baru mengumpulkan Rp879 (triliun) itu berarti terjadi pertumbuhan penerimaan perpajakan kita sebesar 16,4%," tambahnya.
"Penerimaan negara bukan pajak juga mengalami penerimaan yang sangat bagus. Sampai dengan akhir September (2018) diperoleh penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp281,4 triliun. Ini sudah melebihi target kita. Tahun ini target total PNBP adalah Rp275,4 triliun. Artinya ini sudah 102,2% dari target kita. Tahun lalu, di posisi yang sama, penerimaannya sebesar Rp221 triliun sehingga pertumbuhannya adalah 27,1%. Tahun lalu sudah tumbuh 19% dan tahun ini tetap tumbuh 27,1%," papar Menkeu.
Sebagaimana prestasi yang dicapai dari sisi penerimaan negara, dari sisi belanja negara juga mengalami pencapaian yang sangat baik sampai akhir September 2018.
"Belanja negara secara total sampai dengan September kita telah membelanjakan Rp1.512,6 triliun dari total belanja yang akan kita rencanakan sebesar Rp2.220,7 triliun atau kita telah membelanjakan 68,1%. Kalau dibandingkan tahun lalu bulan September, pertumbuhan belanja negara adalah 10% dari tahun lalu. Ini jauh lebih tinggi atau hampir dua kali lipat lebih cepat growth-nya dibandingkan tahun lalu yang hanya 5,3%," tegas Menkeu.
Dari sisi defisit APBN juga mengalami penurunan dari tahun 2017. Penurunan yang terjadi hampir sebesar Rp72 triliun dari keseluruhan defisit tahun lalu. Secara keseluruhan, prosentase defisit sampai akhir September 2018 sebesar 1,35% dari GDP. Angka tersebut jauh lebih kecil dari defisit tahun 2017 yang mencapai 2% dari GDP.
Dengan berbagai capaian di atas, Menkeu menilai realisasi APBN 2018 sangat positif. Hal ini merupakan suatu bentuk confidence bagi Pemerintah sebagai modal untuk memasuki tahun 2019. Postur sementara RAPBN 2019 dengan usulan perubahan terhadap hasil Panja A telah diputuskan di Rapat Banggar.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan postur sementara tersebut yaitu pendapatan negara sebesar Rp2.165,1 triliun, belanja negara Rp2.462,3 triliun, desifit anggaran Rp297.2 triliun atau tetap berada di 1.84%, dan keseimbangan primer sebesar Rp21.3 triliun.
Turut hadir dalam FMB 9 kali ini sebagai narasumber antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mendag Enggartiasto Lukito, Menpar Arief Yahya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menkominfo Rudiantara, Menperin Airlangga Hartarto, dan Staf khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika.

Sumber : admin