Merespons Penurunan Penjualan Mobil di China, Tembaga Tertekan
Thursday, September 12, 2019       06:27 WIB

Ipotnews - Harga tembaga melemah, Rabu, setelah penurunan tajam dalam penjualan mobil China menggarisbawahi kekhawatiran perlambatan permintaan dari konsumen logam terbesar di dunia itu.
Ketakutan atas prospek ekonomi China melampaui optimisme dari keputusan Beijing untuk membebaskan beberapa barang Amerika Serikat dari tarif tambahan, yang berpotensi meredakan ketegangan dalam sengketa perdagangan kedua negara.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) tidak diperdagangkan dalam  closing ring  tetapi ditawar turun 0,9% menjadi USD5.772 per ton, bergerak menuju level terendah dua tahun USD5.518 yang dicapai awal bulan ini, demikian laporan  Reuters , di London, Rabu (11/9) atau Kamis (12/9) dini hari WIB.
Kecuali jika kesepakatan perdagangan AS-China dicapai, harga kemungkinan akan tetap berada di sekitar level saat ini karena permintaan yang lebih lemah diimbangi oleh kendala pasokan, kata analis Saxo Bank, Ole Hansen. "Kita sudah melihat bagian bawah untuk tembaga tahun ini," katanya.
Total penjualan mobil di China anjlok 6,9% dari bulan yang sama tahun sebelumnya menjadi 1,96 juta unit, tutur Asosiasi Produsen Otomotif China, memperingatkan penjualan yang lemah di masa mendatang.
Angka tersebut mengikuti serangkaian data manufaktur China yang lemah. China melakukan beberapa langkah untuk merangsang aktivitas ekonomi, termasuk pemotongan syarat cadangan tunai yang harus dimiliki perbankan, yang diumumkan pekan lalu.
Produksi katoda tembaga olahan dari pabrik peleburan besar China turun 0,5% pada Agustus dari sebulan sebelumnya, menurut survei lembaga riset Antaike.
Harga nikel LME ditutup turun 0,8% menjadi USD17.900 per ton bahkan ketika premi tunai untuk kontrak tiga bulan logam tersebut melonjak ke level tertinggi 10-tahun, yakni USD107, menunjukkan pasokan yang lebih ketat di dekatnya.
Harga patokan nikel melesat ke level tertinggi lima tahun USD18.850 pada bulan ini, setelah pemasok utama Indonesia mengatakan akan melarang ekspor bijih tersebut tahun depan.
Sementara itu,  o  utput  timbal China naik 3,6% ( year-on-year ) menjadi 242.000 ton pada Agustus, sedangkan produksi timbal daur ulang melonjak 9,1% menjadi 196.000 ton, kata Antaike. Harga patokan timbal ditutup melemah 0,4% menjadi 2.093 per ton.
Logam dasar lainnya di komplek LME sebagian besar ditutup menguat. Aluminium naik 0,3% menjadi USD1.825 per ton, seng meningkat 1,1% menjadi USD2.363 dan timah melambung 2,2% menjadi USD17.775. (ef)

Sumber : Admin