Minyak Anjlok Lebih dari Satu Dolar di Tengah Kejatuhan Permintaan Global
Friday, March 27, 2020       05:32 WIB

Ipotnews - Harga minyak anjlok lebih dari satu dolar per barel, Kamis, karena semakin banyak pembatasan terkait virus terhadap aktivitas perjalanan memangkas permintaan bahan bakar global, membayangi ekspektasi bahwa paket stimulus Amerika senilai USD2 triliun akan meningkatkan kegiatan ekonomi.
Kepala Badan Energi Internasional mengatakan permintaan minyak di seluruh dunia bisa turun sebanyaknya 20 juta barel per hari, atau 20% dari total permintaan, karena 3 miliar orang saat ini berada di bawah perintah bertahan di rumah karena wabah virus korona.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, ditutup merosot USD1,89 atau 7,7% menjadi USD22,60 per barel, demikian laporan  Reuters , di New York, Kamis (26/3) atau Jumat (27/3) pagi WIB.
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent menyusut USD1,05 atau 3,8% menjadi USD26,34 per barel. Kedua kontrak tersebut melorot sekitar 60% tahun ini.
Guncangan ganda dari pandemi virus korona serta lonjakan pasokan dari Arab Saudi dan Rusia setelah kedua negara gagal mencapai kesepakatan untuk membatasi pasokan, mengguncang pasar minyak mentah, yang kehilangan sekitar setengah nilainya pada bulan ini.
"Dengan permintaan turun 20% atau lebih secara global, ini merupakan dua produksi Arab Saudi yang perlu dihentikan untuk mencoba menyeimbangkan pasar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital, New York.
Minyak berjangka AS lebih lemah dari patokan minyak mentah internasional Brent. Departemen Energi AS membatalkan rencana untuk membeli minyak mentah domestik bagi Strategic Petroleum Reserve (SPR) setelah pendanaannya tidak dimasukkan dalam paket stimulus yang lebih luas.
Senat AS dengan suara bulat menyetujui RUU stimulus senilai USD2 triliun yang bertujuan membantu pekerja yang menganggur dan industri yang dirugikan oleh epidemi virus korona, dan mengirim legislasi itu ke DPR. Parlemen AS memberikan suaranya Jumat.
Rencana paket stimulus itu tidak banyak membantu meredakan kegelisahan investor.
"Minyak sudah mati," tulis Gary Ross, pendiri BlackGold Investors, menulis di Twitter. "Maaf untuk mengatakan (harga minyak) menuju satu digit!"
Kegagalan pakta pemotongan pasokan antara Organisasi Negara Eksportir Minyak dan produsen lain yang dipimpin Rusia, dikenal sebagai OPEC +, akan meningkatkan pasokan, dengan Arab Saudi berencana mengirim lebih dari 10 juta barel per hari mulai Mei.
Guncangan kembar itu akhirnya mengalir ke industri perminyakan. Perusahaan minyak dan gas di dunia memotong pengeluaran sekitar 20%, sementara kilang minyak memangkas tingkat operasi karena permintaan yang melambat.
Petrobras, Brazil, mengatakan akan menekan kembali produksi jangka pendek sebesar 100.000 barel per hari, menunda pembayaran dividen dan memangkas rencana investasi 2020. (ef)

Sumber : Admin