Minyak Merosot di Tengah Keraguan Seputar Kesepakatan AS-China
Friday, November 08, 2019       15:24 WIB

Ipotnews - Minyak merosot, Jumat, di tengah ketidakpastian tentang apakah, dan kapan, Amerika Serikat dan China akan menyetujui kesepakatan yang lama ditunggu untuk mengakhiri sengketa perdagangan mereka. Dan kesuraman tersebut diperburuk oleh meningkatnya persediaan minyak mentah di Amerika.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan global, turun 44 sen, atau 0,7%, menjadi USD61,85 per barel pada pukul 14.39 WIB, setelah naik 0,9% pada awal sesi, demikian laporan  Reuters , di Tokyo, Jumat (8/11). Brent berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan 0,4% pekan ini.
Sementara itu, patokan Amerika, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut 50 sen, atau 0,9%, menjadi USD56,65 per barel. Kontrak WTI melonjak 1,4% pada sesi Kamis dan ditetapkan untuk meningkat 0,8% pekan ini.
Perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia itu memperlambat pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia dan mendorong analis untuk menurunkan proyeksi permintaan minyak, meningkatkan kekhawatiran bahwa kelebihan pasokan akan terjadi pada 2020.
Kamis, Kementerian Perdagangan China mengatakan kedua negara sepakat dalam dua pekan terakhir untuk membatalkan tarif impor dalam fase yang berbeda, tanpa memberikan batas waktu.
Tetapi komentar itu diselimuti keraguan ketika  Reuters  melaporkan rencana tersebut menghadapi pertentangan internal yang keras dalam pemerintahan Amerika.
"Minyak dalam  pause mode  karena para  trader  menunggu detail lebih lanjut tentang perundingan perdagangan," kata Stephen Innes, analis AxiTrader.
Juga menjadi sentimen adalah pernyataan Sekjen OPEC Mohammad Barkindo, minggu ini, yang mengatakan dia lebih optimistis tentang prospek untuk 2020 karena potensi perkembangan positif pada sengketa perdagangan, yang tampaknya mengecilkan setiap kebutuhan untuk memangkas produksi lebih dalam.
Kesepakatan antara Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutu, seperti Rusia, membatasi pasokan hingga Maret tahun depan. Produsen akan bertemu pada 5-6 Desember di Wina untuk meninjau kebijakan tersebut.
Komentar Barkindo "menakuti pasar, terutama dalam menghadapi peningkatan stok AS yang tampaknya tidak pernah berakhir," kata Innes.
Stok minyak mentah AS naik tajam, pekan lalu, karena kilang memangkas produksi dan ekspor menyusut, sementara produk olahan melanjutkan penurunan multi-minggu, tutur Badan Informasi Energi, Rabu.
Stok di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman untuk WTI, melonjak 1,7 juta barel, kata EIA. (ef)

Sumber : Admin