Minyak Terkoreksi 2% Meski Torehkan Kenaikan Mingguan Empat Pekan Beruntun
Saturday, May 23, 2020       08:05 WIB

Ipotnews - Harga minyak jatuh pada perdagangan akhir pekan ini di tengah meningkatnya ketegangan AS-China dan keraguan tentang seberapa cepat permintaan bahan bakar akan pulih dari krisis coronavirus.
Permintaan bahan bakar anjlok ketika pandemi coronavirus menyebabkan pemerintah memberlakukan pembatasan pergerakan dan bisnis menutup pintu mereka.
Minyak telah rally dalam beberapa hari terakhir karena aktivitas mulai kembali, tetapi harga turun setelah China mengatakan pada hari Jumat bahwa ia tidak akan mempublikasikan target pertumbuhan tahunan untuk pertama kalinya. Beijing juga menjanjikan lebih banyak pengeluaran pemerintah karena pandemi terus memalu ekonomi.
"Coronavirus telah membatalkan satu dekade pertumbuhan permintaan minyak global dan pemulihan akan lambat," kata Stephen Brennock, Analis pada PVM.
Minyak mentah Brent turun 93 sen, atau melemah 2,58% menjadi $ 35,13 per barel, setelah naik hampir 1% pada hari Kamis. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 67 sen, atau 1,98% ke posisi harga di $ 33,25 per barel, setelah naik lebih dari 1% di sesi terakhir.
China memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru di Hong Kong setelah kerusuhan pro-demokrasi tahun lalu, seorang pejabat Cina mengatakan pada hari Kamis. Hal tersebut menarik peringatan dari Presiden Donald Trump bahwa Washington akan bereaksi "sangat kuat."
Minyak mentah Brent dan WTI naik secara mingguan masing-masing 8% dan 12%. Tetapi beberapa analis mengatakan mereka mungkin terlalu jauh, terlalu cepat.
"Gelombang kedua (dari coronavirus) bukanlah suatu kemungkinan yang jauh dan lockdown baru dapat mengirim harga kembali ke tingkat yang jauh lebih rendah dengan sangat cepat, dan pasar mengetahuinya," kata analis pasar minyak senior Rystad Energy Paola Rodriguez Masiu.
Harga minyak telah anjlok lebih dari 40% sejauh ini pada tahun 2020. Harga rebound sebagian karena upaya OPEC + untuk mengurangi pasokan. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu, yang dikenal sebagai OPEC +, mengurangi pasokan dengan rekor 9,7 juta barel per hari sejak 1 Mei untuk mendukung pasar.
Permintaan bensin meningkat dan beberapa maskapai penerbangan merencanakan kembalinya perjalanan di Eropa.
Hitungan rig AS, indikator awal output masa depan, turun 21 ke rekor terendah ke jumlah 318 dalam seminggu per 22 Mei, demikian data Baker Hughes Co yang dirilis Jumat pekan ini.
(reuters/cnbc)

Sumber : admin