Momentum Laba ICBP Yang Solid Bertahan, Rating Hold Disematkan
Friday, September 20, 2019       14:53 WIB

Ipotnews - Pada periode semester pertama 2019 (1H19), Indofood CBP () mampu menorehkan volume pertumbuhan yang solid seiring strategi marketing serta produk baru yang inovatif.
Alhasil hal tersebut pada gilirannya mendorong penjualan serta marjin. Tim Analis Indo Premier Sekuritas mencermati normalisasi laba perseroan pada 2H19 menyusul persaingan di segmen produsen mie instan yang intensif. Sedangkan daya beli mungkin masih lesu.
Walaupaun daya beli konsumen lebih rendah dari perkiraan pada 1H19, menjadi salah satu yang berkinerja terkuat di sektor saham kebutuhan pokok. Hal ini karena secara volume unggul terhadap emiten sejenis di semua lini produk (mie dan susu) dibarengi kelayakan pada harga jual rata-rata (ASP), menjadi pemantik pertumbuhan sales naik 13,7 persen (YoY). Sedangkan sektor konsumer hanya naik 7,8 persen (YoY).
"Ini kurang lebih dapat dikaitkan dengan kreasi inovasi produk dan upaya marketing yang mana relevan dengan kaum milenial," kata Tim Analis tersebut.
Stabilitas Bahan Baku
Bersamaan dengan pertumbuhan volume yang kuat, harga global gandum dan gula (bahan utama mie instan dan produk susu) cenderung turun. Kedua bahan baku tersebut pada 2019 diperkirakan turun masing-masing -3,2 persen dan 6,9 persen.
Dengan suplai tidak melampaui demand dalam jangka pendek, diperkirakan akan mampu mencetak marjin laba kotor yang solid secara berkelanjutan. "Kami perkirakan marjin laba kotor naik 150bps menjadi 33,4 persen dan flat sebesar 33,3 persen pada 2020," tambah riset tersebut.
Persaingan
Di sisi lain pesaing seperti Wings dan Mayora Group mulai meningkatkan permainan mereka pada 3Q19 dengan inovasi produk lebih baik dan strategi marketing lebih agresif, terutama pada produk mie instan.
Hal ini mungkin menjadi suatu ancaman bagi lini produk . Terutama dengan mempertimbangkan kelesuan daya beli pada 2H19. "Kami perkirakan volume mungkin tidak akan sekuat seperti di periode 1H19," papar Tim Analis ini.
Valuasi
Dengan rating ulang, unggul 32,9 persen terhadap indeks sektor konsumer dan IHSG dalam rata-rata 5 tahun. IHSG tumbuh 25,1 persen dan sektor tumbuh 30,2 persen.
Saat ini saham diperdagangkan dengan P/E 27,0 kali dalam 12 bulan ke depan atau dengan standar deviasi 2 di atas rata-rata median 5 tahun.
akan mampu mempertahankan momentum labanya yang solid pada 2019, prospek divisi mie instannya tampak lebih menantang pada 2H19.
"Secara keseluruhan, valuasi saat ini dilebarkan, maka Kami merekomendasikan Hold dengan target price Rp11.500 yang dipatok pada PE sebesar 25,0 kali pada 2020," kata riset.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Sumber : admin