Musim Laporan Keuangan Kuartal III-2019: Ini Catatan untuk Sejumlah Emiten
Thursday, October 31, 2019       17:31 WIB

Ipotnews -Jelang akhir Oktober, para emiten bura semakin gencar menerbitkan kinerja keuangan kuartal ketiga 2019 (3Q19) atau laporan kinerja konsolidasian hingga akhir September 2019 (9M19). Di antara beberapa emiten yang telah menerbitkan laporan keuangannya, berikut ini catatan Tim Riset Indo Premier terhadap kinerja;
Hasil 3Q19 : 3Q19 yang kuat
  • Peningkatan harga jual rata-rata (ASP) 5% dibanding kuartal sebelumnya (qoq) apakah menunjukkan permintaan yang lebih baik? Paruh tahun kedua (2H) biasanya merupakan kuartal yang lebih baik secara musiman, dan marjin meningkat dengan biaya lebih rendah
  • Laba bersih hingga September 2019 (9M19) mencapai Rp1,3 triliun, turun 38% (yoy), lebih rendah dari perkiraan konsensus 2019 sebesar 65%. Berdasarkan kinerja per kuartal (qoq), laba bersih memperlihatkan lompatan 217% (qoq), didukung pendapatan yang lebih kuat dan peningkatan margin.
  • Pendapatan tumbuh 28% yoy di 9M19 (+ 44% qoq di 3Q19) - volume tumbuh 28% yoy di 9M19, atau naik 44% (qoq) di kuartal III-2019 (3Q19]), sementara ASP di 9M19 mendatar dibanding tahun lalu (yoy) tetapi naik 5% (qoq).
  • Marjin EBITDA mencapai 20% di 9M19, sedikit lebih rendah dibanding di 9M18 sebesar 21% - berdasarkan qoq terjadi peningkatan sebesar 21% di 3Q19 dari 19% di 2Q19.

Hasil 3Q10 IJ - Sedikit di atas konsensus
  • Laba bersih setelah pajak ( NPAT ) mencapai 77%. Infomemo yang tertunda, tetapi ekspektasi pertumbuhan yang kuat di Telkomsel dengan hak minoritas, naik 8,5% (qoq), namun turun 1% (yoy).

Hasil 3Q19 : Laba inti di bawah perkiraan, EBITDA sesuai perkiraan
  • Laba inti 9M19 sebesar Rp1,3triliun, naik 33% (yoy) atau 27% (qoq), di bawah estimasi konsensus sebesar 61%. Lababerdasarkan operasional dan aktivitas investasi modal ( headline profit ) lebih tinggi sebesar Rp1,5 triliun (turun 15% yoy, atau turun 7% qoq) karena divestasi keuntungan sebesar Rp320milyar pada 9M19.
  • Pendapatan (ex-konstruksi) masih tumbuh 12% yoy, atau 6% qoq - pendapatan jalan tol tumbuh 11% yoy ( 9% qoq), sementara pendapatan jalan non-tol naik 21% yoy, namun turun 24% qoq.
  • EBITDA pada 9M19 mencapai Rp5.1 triliun, naik 15% yoy atau 7% qoq, masih sesuai dengan perkiraan. Margin EBITDA di 9M19 mencapai 64% lebih tinggi dari 9M18 sebesar 62% (60% di 3Q19 vs 59% di 2Q19)

Hasil 9M19 : Melebihi ekspektasi
  • Laba bersih inti 9M19 meningkat 25,0% (yoy) menjadi Rp7,2 triliun, didorong oleh penjualan yang lebih tinggi dan  leverage  operasi yang lebih baik. Nilai tersebut 78% di atas konsensus (vs rata-rata 5 tahun sebesar 70%).
  • Penjualan bersih 9M19 meningkat 16,9% (yoy) menjadi Rp81,7 triliun, sebagian besar didorong oleh Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang tumbuh 18,6% (yoy), sedangkan Sigaret Kretek Tangan tumbuh 4,8% (yoy). Nilai tersebut 74% di atas konsensus (vs rata-rata 5 tahun sebesar 70%).
  • Tim Riset Indo Premier memperkirakan pertumbuhan volume sebesar 6% di 9M19, dengan perkiraan peningkatan pangsa pasar sebesar 4%.
  • Marjin laba kotor (GPM) 9M19 turun sebesar 30bps (yoy) meskipun pajak cukai tetap, karena tidak secara agresif meningkatkan harga seperti halnya .
  • Laba bersih inti 3Q19 meningkat sebesar 30,4% (yoy) menjadi Rp2,9triliun, karena penjualan bersih tumbuh sebesar 17,9% (yoy) dan GPM meningkat sebesar 70bps (yoy), atau naik 90bps (qoq) menjadi 19,9%.

Hasil 9M19 : Sesuai perkiraan
  • Laba bersih inti 9M19 meningkat sebesar 20,2% (yoy) menjadi Rp3.821milyar, sejalan dengan estimasi Tim Riset Indo Premier dan konsensus sebesar 77%/79% (vs rata-rata 5 tahun sebesar 78%).
  • Penjualan bersih 9M19 meningkat sebesar 11,2% (yoy) menjadi Rp32,790 milyar, sejalan dengan estimasi Tim Riset dan dan konsensus sebesar 77% (vs rata-rata 5 tahun 77%).
  • GPM 9M19 meningkat 180bps (yoy) menjadi 34,3%.
  • Laba bersih inti 3Q19 meningkat sebesar 17,4% (yoy), sebagian besar berkat GPM 210 bps (yoy) menjadi 35,1%.
  • Penjualan bersih 3Q19 meningkat sebesar 6,4% (yoy), atau turun 2,0% (qoq); melambat dari pertumbuhan sebesar 13,5% (yoy) di 2Q19. Pertumbuhan pendapatan Mie melambat menjadi 7,3%, yoy (dari pertumbuhan 16,% di 2Q19, yoy). Produk Susu mencatat penurunan pendapatan sebesar 5,8% yoy (dari 5,8% di 2Q19, yoy). Makanan Ringan adalah satu-satunya divisi dengan pertumbuhan penjualan yang lebih baik sebesar 10,4% (yoy) di 3Q19 (naik dari 0,1% di 2Q19).
  • Mie membukukan marjin EBITDA yang lebih baik, sebesar 23,5% di 3Q19 (dari 21,6% di 2Q19) - kemungkinan karena pengurangan harga Bogasari setelah penurunan harga gandum, sementara margin EBITDA Produk Susu turun menjadi 12,0% di 3Q19 (dari 15,6% di 2Q19) - kemungkinan karena pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat.

Hasil 3Q19 : Di bawah estimasi
  • Laba bersih 9M19 sebesar Rp409milyar (turun 29%, yoy) di bawah perkiraan konsensus 2019 sebesar 38%. Namun, secara kuartalan laba memperlihatkan kenaikan signifikan sebesar 746% (qoq).
  • Pendapatan turun 1% di 9M19 (yoy), atau naik 1% (qoq) di 3Q19, karena pertumbuhan dari pendapatan berulang masing-masing sebesar 8% (yoy) dan 12% (qoq). Pertumbuhan itu diimbangi oleh pendapatan pembangunan yang lemah, turun 4% (yoy), dan 4% (qoq) .
  • Margin laba kotor stabil pada 49% di 9M19 (yoy), meskipun meningkat menjadi 51% di 3Q19 dari 42% di 2Q19 karena perbaikan dalam peningkatan margin.

Hasil 3Q19 : Sedikit di bawah estimasi
  • Laba bersih 9M19 sebesar Rp315milyar (naik 55% [yoy], atau 55% {qoq]) pada 3Q19 sedikit di bawah dari perkiraan konsensus sebesar 69%.
  • Pendapatan tumbuh 10% (yoy), atau 7% (qoq), didorong oleh kenaikan  income  (10% yoy, dan 7% qoq), sementara penerimaan berulang ( recurring income ) naik lebih rendah (5% yoy, atau 7% qoq).
  • Margin laba kotor mencapai 46% di 9M19, lebih rendah dari 48% di 9M18 - penurunan yoy sebagian besar karena penurunan margin pembangunan (terutama rumah), yang sebagian diimbangi oleh margin sewa yang lebih tinggi. Secara kuartalan, margin kotor mendatar 44% di 3Q19.

Hasil 3Q19 : Di bawah estimasi
  • Laba bersih 9M19 sebesar Rp351milyar (naik 5% yoy, atau turun 2% qoq) di bawah perkiraan konsensus sebesar 44% (vs ratarata pencapaian 9M selama 3 tahun sebesar 48%).
  • Pendapatan turun 5% yoy, atau naik 13% qoq, karena pertumbuhan yang lemah dari konstruksi dan  Engineering, Procurement and Construction  (EPC) (turun 13% yoy), yang diimbangi oleh lonjakan real estat (naik 76%, yoy) dan pendapatan investasi infrastruktur (naik 51% yoy).
  • Margin laba kotor (sebelum kerjasama operasi [JO]) mencapai 16% di 9M19, atau cenderung mendatar secara tahunan (15% di 3Q19 vs 17% di 3Q18). Setelah JO, marjin kotor meningkat menjadi 18% di 9M19 dari 17% di 9M18, di tengah peningkatan signifikan  income  JO (naik 196% yoy).(*)

Sumber : Admin