Nasdaq dan S&P 500 Menghijau Didorong Penguatan Saham Teknologi
Thursday, January 14, 2021       05:07 WIB

Ipotnews - S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup sedikit lebih tinggi, Rabu, dipimpin saham teknologi, ketika  trader  mencermati suku bunga, ketidakpastian politik di Washington, dan pandemi yang masih berkecamuk.
Indeks pasar berbasis luas S&P 500 ditutup menguat 0,23% atau 8,65 poin menjadi 3.809,84, dan Nasdaq Composite Index meningkat 0,43% atau 56,52 poin menjadi 13.128,95, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Rabu (13/1) atau Kamis (14/1) pagi WIB.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average ditutup hanya 8,22 poin lebih rendah, atau 0,03%, menjadi 31.060,47.
Saham Intel melonjak hampir 7% di tengah berita bahwa CEO Bob Swan akan mundur, efektif pada 15 Februari. Emiten teknologi lainnya juga ikut menguat, dengan Netflix dan Amazon masing-masing melesat 2,7% dan 1,4%. Apple juga berakhir di zona hijau dengan lebih dari 1%.
Pergerakan Rabu terjadi karena suku bunga US Treasury turun dari level tertinggi Maret. Imbal hasil  benchmark  10-tahun menyusut lebih dari 5 basis poin menjadi 1,092%. Imbal hasil surat utang Amerika bertenor 30 tahun juga turun pada sesi Rabu menjadi 1,823%. Selasa, imbal hasil US Treasury 10 tahun diperdagangkan setingginya 1,187%.
Terlepas dari penurunan ini,  yield  US Treasury 10 tahun tetap lebih dari 15 basis poin di atas penutupan 2020 sebesar 0,92%.
Mengingat kenaikan imbal hasil tahun ini, Credit Suisse merekomendasikan agar investor menyukai sektor yang pro-siklikal, termasuk keuangan dan energi. Namun, kenaikan bunga dapat mengganggu pertumbuhan saham, yang menjadi pendorong pasar selama pandemi.
"Secara keseluruhan, kami yakin latar belakang imbal hasil akan stabil karena investor menyesuaikan diri dengan pergeseran ekspektasi inflasi," kata analis UBS Frank Sileo dalam sebuah catatan. "Kami terus memperkirakan kenaikan moderat pada 2021."
Ekspektasi untuk stimulus fiskal tambahan adalah salah satu alasan di balik pergerakan lebih tinggi yang stabil dalam imbal hasil. Presiden terpilih Joe Biden diperkirakan merilis rincian rencana ekonominya pada Kamis.
Laju Wall Street tersendat ketika indeks utama terhenti dari pergerakan baru-baru ini ke rekor tertinggi.
"Reli pasar berhenti pekan ini," kata Mark Hackett, Kepala Riset Investasi di Nationwide. Dia mencatat, bagaimanapun, "sentimen dan indikator risiko terus mencerminkan optimisme investor, dengan  credit spread  pada tingkat paling ketat sejak sebelum pandemi, indikator  fear & greed  di tingkat yang tinggi, dan rasio  put/call  mendekati posisi terendah dalam sejarah."
Sementara itu, gonjang-ganjing di Washington terus berlanjut. Wakil Presiden Mike Pence mengatakan Selasa malam dia tidak akan mencopot Presiden Donald Trump dari jabatannya. Itu terjadi sebelum DPR yang dikuasai Demokrat menyetujui resolusi yang mendesak Pence dan Kabinet untuk mendorong Trump keluar dari Gedung Putih setelah dia menghasut kerusuhan pekan lalu di Capitol.
Rabu, DPR memberikan suara untuk mendakwa Trump untuk kedua kalinya. Trump meminta semua orang Amerika untuk membantu meredakan ketegangan politik.
Kasus Covid juga terus meningkat di Amerika dan luar negeri. Amerika mencatat setidaknya 247.600 kasus baru Covid-19 dan setidaknya 3.340 kematian terkait virus tersebut setiap hari, berdasarkan rata-rata tujuh hari yang dihitung   CNBC   menggunakan data Universitas Johns Hopkins.
Namun, banyak yang mengatakan Amerika bersiap untuk kembali mencatatkan pertumbuhan tahun ini.
"Pada 2021, ekonomi Amerika akan mendapatkan dorongan yang kuat dari stimulus fiskal dan moneter ekstra ditambah dengan berakhirnya dampak pandemi terhadap ekonomi," kata Brent Schutte, Kepala Strategi Investasi untuk Northwestern Mutual Wealth Management. (ef)

Sumber : Admin