Obligasi Amerika Bebani Mata Uang Asia, Rupiah Tak Berdaya
Tuesday, April 24, 2018       13:49 WIB

Ipotnews - Dolar AS melesat ke level tertinggi tiga bulan terhadap sekeranjang mata uang, Selasa siang, setelah mendapat dorongan dari imbal hasil US Treasury 10-tahun yang bergerak menuju tingkat psikologis tiga persen.
Kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat juga melemahkan mata uang dan surat utang  emerging market , termasuk di Asia, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Selasa (24/4).
Menurut Satoshi Okagawa, Analis Senior Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura,  yield  obligasi Amerika yang lebih tinggi dapat memberikan tekanan pada mata uang negara-negara berkembang yang mengalami defisit neraca transaksi berjalan ( current account ) seperti Indonesia dan India.
Meski pergerakannya tertahan pada perdagangan Selasa, rupiah sempat menyentuh level terendah dua tahun, yakni Rp13.898 per dolar AS.
Dalam kontrak perdagangan mata uang berjangka atau  non-deliverable forwards  (NDFs) satu bulan, rupiah menyentuh level terendah dua tahun Rp14.105 per dolar sebelum mendapatkan kembali pijakannya.
Pelaku pasar mengatakan investor asing mungkin membeli dolar AS dan melepas rupiah melalui instrumen NDFs pada sesi perdagangan baru-baru ini untuk melakukan  hedging  (lindung nilai) terhadap risiko apresiasi dolar lebih lanjut.
Imbal hasil US Treasury bertenor 10-tahun mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari empat tahun pada posisi 2,998 persen, Senin, didorong oleh kekhawatiran meningkatnya pasokan utang pemerintah dan tekanan inflasi dari kenaikan harga minyak mentah.
Namun,  yield  obligasi Amerika kemudian mundur dari level itu dan mencapai 2,964 persen pada perdagangan Asia siang ini.
Kenaikan imbal hasil US Treasury menyebabkan diferensiasi  yield  obligasi Amerika-Jepang dan Amerika-Jerman melebar, dan mendorong nilai tukar dolar AS, memicu pelemahan yen dan euro.
Indeks Dolar--ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama--naik menjadi 91,076, terkuat sejak 12 Januari. Indeks Dolar terakhir stabil di posisi 90,929.
Dolar menembus level tertinggi dua bulan di posisi 108,87 yen dan terakhir berdiri di 108,82 yen, naik 0,1 persen pada siang ini.
Yen, mata uang  safe haven  yang cenderung meningkat saat terjadi ketidakpastian ekonomi tetapi melemah ketika kepercayaan investor kembali, mendapat tekanan di sesi terakhir karena meredanya kekhawatiran atas risiko geopolitik dan ketegangan perdagangan global.
Menteri Keuangan Amerika, Steven Mnuchin, Sabtu, mengatakan berencana menyambangi China, sebuah langkah yang dinilai bisa meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu.
Sementara, euro relatif stabil USD1,2209, memangkas kerugian setelah jatuh ke posisi USD1,2185, awal sesi perdagangan Selasa, level terendah untuk mata uang bersama itu sejak 1 Maret. (ef)

Sumber : Admin