Order PTPP Tetap Kuat, Analis Pertahankan Rekomendasi Buy
Thursday, September 13, 2018       17:38 WIB

Ipotnews - Pencapaian kontrak yang tangguh mengantarkan saham PT Pembanguan Perumahan Tbk () terus disukai. Selain faktor tersebut, tingkat rasio utang terhadap ekuitas (DER) tercatat paling rendah sebesar 0,7 kali. Bandingkan dengan rata-rata DER industri yang sebesar 1,2 kali.
Namun Indo Premier Sekuritas memangkas target price (TP) menjadi Rp2.950 per saham dari TP sebelumnya Rp4.700 per saham berdasarkan target rasio P/E 2018 sebesar 11,2 kali karena faktor kenaikan DER sebesar 0,9 kali pada proyeksi 2019 serta pertumbuhan kontrak baru yang lebih rendah sektor konstruksi (12% CAGR di rentang 2017-2020).
Analis Indo Premier Sekuritas, Joey Faustian merekomendasikan Buy saham . Sementara risiko terhadap rekomendasi tersebut adalah bila pencapaian kontrak lebih rendah dibanding ekspektasi akibat penundaan proyek serta kenaikan suku bunga lebh cepat.
Kontrak Baru
meraih kontrak baru Rp27,2 triliun dalam 7 bulan pertama tahun ini (7M18) atau terjadi kenaikan 24 persen (YoY), menjadi perusahaan kontraktor BUMN yang memiliki pertumbuhan kontrak baru yang positif.
Pencapaian kontrak baru selama 7M18 tersebut mencakup 55 persen dari target kontrak baru perseroan di 2018 yang diproyeksikan mencapai Rp49 triliun. Proyek baru yang penting dicatat di antaranya Bandara Kulon Progo, perluasan proyek Bandara Ngurah Rai dan pembangkit listrik turbin ganda MPP kapasitas 120 MW fase 1 senilai Rp82,triliun. Dengan raihan kontrak baru yang kuat dan list kontrak baru senilai Rp32 triliun, perseroan percaya diri akan melampaui target kontrak baru tahun 2018.
Order Book
Karena diperkirakan mampu mencapai asumsi kontrak baru 2018 sebesar Rp46,5 triliun, diproyeksikan total order book mencapai Rp92 triliun pada 2018 atau naik 30 persen (YoY).
Hingga 8M18, order book tercatat Rp80 triliun yang merepresentasikan rasio order book terhadap reveneue sebesar 3,7 kali, memberikan profitabilitas kuat setidaknya dalam 3-4 tahun ke depan.
Revisi Laba
mencatat kenaikan pembayaran bunga utang sebesar Rp11 triliun pada semester pertama 2018 (naik 37 persen YoY) seiring kenaikan MTN menjadi Rp1,4 triliun (+28 persen) dan utang bank jangka panjang menjadi Rp4,4 triliun (naik 57 persen).
Ke depan kenaikan utang adalah persoalan terhadap ketersediaan yang bergantung ke proyek investasi yang cukup besar. Tetapi, akan mempertahankan rasio DER-nya sebesar 1,5 kali guna menghindari kenaikan cost pembiayaan.
"Diperkirakan kenaikan cost pembiayaan sebesar 30 persen pada 2019 yang memicu revisi penurunan laba yang diproyeksikan turun sebesar 7 persen pada 2019," demikian menurut Indo Premier.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue (RpBn)

16,459

21,502

27,938

33,038

36,103

EBITDA (RpBn)

2,071

2,820

3,905

4,683

5,053

EBITDA Growth (%)

23.5

36.2

38.5

19.9

7.9

Net Profit (RpBn)

1,163

1,453

1,626

1,867

2,164

EPS (Rp)

188

234

262

301

349

EPS Growth (%)

57.0

25.0

11.9

14.9

15.9

Net Gearing (%)

(22.0)

(5.5)

6.4

13.4

18.3

PER (x)

8.6

6.9

6.1

5.3

4.6

PBV (x)

0.9

0.7

0.7

0.6

0.6

Dividend Yield (%)

1.5

3.1

4.4

4.9

5.6

EV/EBITDA (x)

3.8

3.3

3.6

3.2

3.2

 source: ; Share Price Closing as of 10 Sept 2018 


Sumber : admin