PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 27,1 triliun sepanjang 2020.
Tuesday, February 09, 2021       11:13 WIB

Download PDF

PT Bank Central Asia Tbk () membukukan laba bersih sebesar Rp 27,1 triliun sepanjang 2020. Laba bersih itu turun sebesar 5 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 28,6 triliun di tahun 2019.
Manajemen mengatakan, penurunan laba disebabkan oleh biaya pencadangan yang lebih tinggi untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset akibat pandemi Covid-19.
BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp 11,6 triliun, atau naik 152,3 persen (yoy). Secara keseluruhan, laba bersih tercatat sebesar Rp 27,1 triliun, menurun 5 persen dibandingkan laba bersih tahun 2019 yang sebesar Rp 28,6 triliun.
Dari sisi pembiayaan, total kredit BCA turun 2,1 persen (yoy) menjadi Rp 575,6 triliun. Secara konsolidasi, total kredit tercatat melemah sebesar 2,5 persen (yoy) menjadi Rp 588,7 triliun.
Hal itu sedikit banyak dipengaruhi oleh pelemahan aktivitas bisnis sehingga fasilitas kredit yang meningkat 5 persen tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Secara lebih rinci, kredit korporasi masih meningkat hingga 7,7 persen (yoy) menjadi Rp 255,1 triliun.
Sedangkan kredit komersial dan UMKM menurun 7,9 persen (yoy) menjadi Rp 186,8 triliun. Dalam portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,7 persen (yoy) menjadi Rp 90,2 triliun, KKB terkontraksi 22,6 persen (yoy) menjadi Rp 36,9 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit turun 20,6 persen (yoy) menjadi Rp 11,2 triliun.
Secara total, kredit konsumer terkontraksi 10,8 persen (yoy) menjadi Rp 141,2 triliun. Penurunan outstanding pada segmen konsumer tersebut disebabkan oleh tingkat pelunasan (repayment) yang lebih tinggi dibandingkan pemberian fasilitas kredit baru.

Sumber : IPS RESEARCH