Pan Brothers (PBRX) bakal menerbitkan surat utang senilai maksimum US$ 350 juta
Tuesday, January 26, 2021       16:43 WIB

JAKARTA. PT Pan Brothers Tbk () bakal menerbitkan surat utang senilai maksimum US$ 350 juta. Dana hasil obligasi yang memiliki jangka waktu lima tahun dan akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) tersebut, rencananya akan dipergunakan untuk pelunasan kewajiban jatuh tempo dan pinjaman.
Namun, mengutip  Bloomberg , situasi pasar saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi para penerbit surat utang yang ingin melakukan pembiayaan kembali atawa  refinancing  atas kewajiban-kewajibannya.
Pan Brothers, produsen garmen yang melayani pelanggan seperti Uniqlo, Ralph Lauren dan Macy's tersebut sebelumnya memang mengumumkan telah mengantongi  standstill agreement  alias perjanjian penundaan kewajiban atas pinjaman senilai US$ 138,5 juta dengan sejumlah bank setelah melewati negosiasi selama beberapa bulan. Namun, tantangan yang dihadapi Pan Brothers untuk melunasi pinjaman maupun  global bond  eksisting dinilai masih terbuka.
Apalagi, menurut data  Bloomberg , sektor apparel dan tekstil merupakan salah satu dari 10 sektor dengan potensi  default  terbesar dengan persentase 3,47%. Kesimpulan ini diambil berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg dalam jangka waktu 90 hari terakhir.
Di sisi lain, risiko yang dihadapi dalam melakukan pembiayaan kembali di tengah kondisi pasar yang menantang akibat pandemi Covid-19 juga dinilai semakin besar dengan adanya keputusan Pemerintah Indonesia memperpanjang pembatasan pergerakan untuk wilayah Jawa dan Bali hingga 8 Februari mendatang.
Di tengah tantangan yang dihadapi oleh Pan Brothers, kekhawatiran investor akan kemampuan finansial para  local borrowers  lainnya juga diduga ada.
Masih mengutip Bloomberg, Managing Director PT Samuel International Harry Su memproyeksikan, pendapatan pelaku korporasi di tahun 2021 belum akan bisa menyamai level pendapatan di tahun 2019.
Kondisi ini dinilai bisa menekan korporasi dan mendorong korporasi untuk terus mengatur arus kas.
"Sebagian perusahaan Indonesia akan tetap berada di posisi yang sulit dalam hal keuangan tahun ini oleh karena situasi pandemi Covid-19 berkepanjangan yang menekan bisnis global," kata Harry seperti dikutip  Bloomberg .

Sumber : KONTAN.CO.ID