Pandemi Covid-19 pengaruhi kelangsungan proyek Darma Henwa (DEWA)
Friday, August 14, 2020       17:09 WIB

JAKARTA. Pandemi Covid-19 mulai mempengaruhi kelangsungan proyek yang sedang dikerjakan oleh PT Darma Henwa Tbk (). Proyek yang dimaksud adalah jasa tambang seng dan timah di Dairi milik PT Dairi Prima Mineral.
 Corporate Secretary Mukson Arif Rosyidi mengaku, jadwal pekerjaan proyek seng dan timah perusahaan di Dairi sedikit mengalami keterlambatan. Semula, proyek ini direncanakan berjalan pada pertengahan tahun atau kuartal III-2020. Namun, kemunculan Covid-19 membuat baru bisa memulai pekerjaan di sana pada akhir tahun nanti.
Dalam proyek tersebut, mendapat bagian pekerjaan konstruksi sipil, instalasi mekanikal, dan instalasi elektrikal. "Karena wabah Covid-19, pekerjaan ini terkendala pada kesiapan penyelesaian tahapan lainnya sebagai suatu rangkaian pengembangan proyek," tutur dia, Jumat (14/8).
Di luar itu, proyek jasa tambang non-batubara lainnya masih berjalan normal di masa pandemi. Seperti proyek jasa pertambangan emas di Garut, Jawa Barat yang bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk.
Dalam catatan Kontan, juga masih menunggu  commencement date  atau tanggal mulai untuk proyek tambang emas dan tembaga di Palu dan Tombolilato.
Di proyek penambangan emas dan tembaga di Palu, Sulawesi Tengah, akan mengerjakan bagian pengembangan infrastruktur, eksplorasi pengeboran, dan penambangan. Adapun untuk proyek tambang emas dan tembaga di Tombolilato, Gorontalo, akan mengerjakan konstruksi jalan, aktivitas penambangan, hingga reklamasi.
Terkait kinerja, Mukson berharap di semester kedua dapat kembali meningkatkan volume  coal delivery  maupun volume  overburden removal  (OB). Ada sejumlah katalis yang dapat mempengaruhi kinerja operasional di sisa tahun ini.
Selain tentunya kemampuan atau produktivitas operasional tambang itu sendiri, kinerja operasional juga ditentukan oleh ketersediaan atau penambahan alat-alat produksi serta ketersediaan pompa dewatering.
Walau begitu, manajemen menyadari penambahan alat-alat berat penunjang produksi cukup riskan dilakukan di tengah tren harga batubara yang masih rentan tertekan. pun mengutamakan langkah yang bersifat efisien.
"Saat ini kami fokus pada pemeliharaan dan perbaikan alat ( refurbishment ) agar dapat menjaga dan meningkatkan kinerja produksi sesuai dengan target yang ada," tandas Mukson.
Sebagai informasi, di semester I-2020 membukukan kenaikan coal delivery sebesar 27,96% (yoy) menjadi 9,11 juta ton. Di saat yang sama, OB tumbuh 33,86% (yoy) menjadi 61,35 juta  bank cubic meter  (bcm).

Sumber : KONTAN.CO.ID