Pasar Cermati Katalis Perdagangan dan Pemakzulan Trump, Wall Street Jatuh
Friday, September 27, 2019       05:08 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street melemah, Kamis, setelah para  trader  mencermati perkembangan perdagangan terkini dan menilai keluhan  whistleblower  terhadap Presiden Donald Trump yang baru saja dirilis.
Dow Jones Industrial Average diperdagangkan 79,59 poin, atau 0,3% lebih rendah menjadi 26.891,12, demikian laporan   CNBC   dan  AFP , di New York, Kamis (26/9) atau Jumat (27/9) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 turun 0,24%, atau 7,25 poin, menjadi 2.977,62, sedangkan Nasdaq Composite Index menyusut 0,58% atau 46,72 poin menjadi 8.030,66. Untuk pekan ini, S&P 500 berada di jalur untuk penurunan mingguan kedua berturut-turut.
Micron Technology, yang dijadwalkan akan merilis kinerja kuartalan terbaru setelah bel penutupan, turun 1,7%. Saham perusahaan teknologi berkapitalisasi besar seperti Facebook, Amazon, Netflix dan Alphabet, induk usaha Google, semua diperdagangkan lebih rendah.
"Saya selalu heran bagaimana, terlepas dari segala hal lain yang terjadi, sentimen yang paling diperhatikan pasar adalah perdagangan China," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar National Securities. "Jika kita menetapkan peringkat dalam suatu algoritma, katalis perdagangan akan berada di atas."
Saham mencapai posisi terendah pada sesi itu setelah  Bloomberg News  melaporkan, mengutip sebuah sumber, bahwa AS sepertinya tidak mungkin memperpanjang pengabaian sementara yang memungkinkan perusahaan-perusahaan AS untuk menjual pasokan ke Huawei, raksasa telekomunikasi China.
Pasar berubah sedikit lebih tinggi setelah Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan AS telah menunjukkan niat baik dengan menghapus tarif dan Beijing bersedia membeli lebih banyak produk Amerika, menurut laporan  Reuters .
Kedua negara terlibat dalam perang tarif sejak 2018, yang mengirimkan gelombang kejutan di pasar keuangan global, meningkatkan ketidakpastian seputar pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan.
Wall Street mengakhiri sesi Rabu di zona hijau setelah Trump mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan AS-China bisa tiba lebih cepat dari perkiraan. Dilaporkan  Bloomberg News , China diperkirakan meningkatkan pembelian kedelai AS selama perundingan perdagangan bulan depan.
Investor juga bergulat dengan ketidakpastian seputar masa depan politik Trump ketika tekanan untuk memakzulkannya semakin meningkat.
Dilaporkan,  w  histleblower  mengatakan bahwa Trump menggunakan kantornya untuk meminta campur tangan dari negara asing menjelang pemilihan presiden 2020. Ketua DPR Nancy Pelosi menyebut situasi itu sebagai "ditutup-tutupi."
Ini "adalah pengingat risiko politik AS yang tertanam dalam prospek," kata Joseph Lupton, ekonom J.P. Morgan. "Meski hasilnya tidak pasti pada tahap awal ini dan kemungkinan hukuman Senat saat ini sangat rendah, proses  impeachment  dapat memperbesar (atau menghentikan) risiko geopolitik lainnya."
Rabu, pemerintah merilis memo percakapan telepon antara Trump dan Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina. Memo itu menunjukkan Trump meminta Zelensky untuk "menyelidiki" putra Wakil Presiden Joe Biden. Namun, itu tidak secara eksplisit menunjukkan  quid pro quo  antara kedua pemimpin tersebut.
Itu terjadi setelah DPR meluncurkan penyelidikan pemakzulan secara resmi terhadap Trump.
Tom Martin, manajer portofolio di Globalt, tidak berpikir proses impeachment adalah masalah yang menggerakkan pasar. "Masalah yang lebih besar adalah bagaimana hal ini berdampak pada kekuatan negosiasi Trump dengan China." (ef)

Sumber : Admin