Pasar Cermati Negosiasi AS-China, Wall Street Jatuh untuk Sesi Ketiga Beruntun
Friday, November 22, 2019       04:37 WIB

Ipotnews - Bursa saham Wall Street kembali tergelincir, Kamis, setelah pelaku pasar mencerna laporan terbaru seputar perang perdagangan Amerika Serikat-China.
Dow Jones Industrial Average turun 54,8 poin, atau 0,2% menjadi 27.766,29, demikian laporan   CNBC   dan  AFP , di New York, Kamis (21/11) atau Jumat (22/11) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 menyusut 0,16% atau 4,92 poin menjadi 3.103,54 sedangkan Nasdaq Composite Index berkurang 20,52 poin atau 0,24% menjadi 8.506,21.
Sesi Kamis menandai hari ketiga pelemahan beruntun bagi Dow, penurunan beruntun terpanjang sejak Agustus. S&P 500 membukukan kejatuhan tiga hari pertama sejak September. Boeing dan Procter & Gamble adalah pecundang terbesar dalam komponen Dow, masing-masing anjlok lebih dari 1%.
"Amerika dan China tidak tahu apa yang ingin mereka lakukan terkait kesepakatan perdagangan," kata Randy Frederick, Vice President Charles Schwab. "Setiap hari ada sesuatu yang berbeda. Mereka sudah dekat dengan kesepakatan. Kemudian mereka menjauh lagi dengan kesepakatan."
"Selama rumor ini terus bolak-balik, bagaimana pasar tahu apa yang harus dilakukan? Ini membingungkan," kata Frederick.
Selama percakapan telepon yang diperkirakan dilakukan akhir pekan lalu, Wakil Perdana Menteri China Liu He mengundang Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin ke Beijing untuk bernegosiasi lebih lanjut, menurut laporan  The Wall Street Journal .
Tidak jelas apakah negosiator AS menerima undangan Liu. Namun, laporan  Journal  mengatakan pejabat perdagangan AS bersedia bertemu dengan rekan-rekannya di China. Sementara itu,  South China Morning Post  mengatakan kedua negara berada di "ambang pintu" untuk mencapai kesepakatan, mengutip sumber yang dekat dengan pemerintahan Trump.
Laporan tersebut muncul setelah RUU AS tentang Hong Kong berpotensi menggagalkan diskusi perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu. Rabu, DPR AS mengesahkan RUU yang dimaksudkan untuk mendukung demonstran di Hong Kong. Hal itu mendorong Beijing untuk menuduh AS mencampuri urusan dalam negerinya. Senator Marco Rubio, mengatakan bahwa dia mendengar Presiden Donald Trump akan menandatangani RUU tersebut.
Ini "menggarisbawahi kompleksitas negosiasi AS/China, konsisten dengan pandangan kami bahwa, dalam jangka menengah, tampaknya tidak ada jalan yang dapat diandalkan untuk menjembatani perbedaan perdagangan inti yang akan mengarah pada penurunan tarif yang berarti," kata analis Morgan Stanley, Michael Zezas. "Namun, kami tidak berpikir itu menghalangi kemungkinan kesepakatan fase pertama yang menyusut, yang menjaga kenaikan tarif lebih jauh untuk saat ini."
Amerika dan China memberlakukan tarif pada barang satu sama lain bernilai miliaran dolar sejak awal 2018, menghancurkan pasar keuangan serta membebani sentimen bisnis dan konsumen.
Dalam berita korporasi, sebuah sumber mengatakan bahwa Charles Schwab sedang dalam pembicaraan untuk membeli TD Ameritrade. Berita itu mengirim saham TD Ameritrade melonjak 17% sementara saham Schwab melesat lebih dari 8%. Kesepakatan antara keduanya akan menciptakan perusahaan dengan aset gabungan USD5 triliun.
Saham Macy's anjlok 2,3 persen setelah rantai  department store  melaporkan penurunan penjualan  comparable store  pada kuartal ketiga dan memangkas perkiraan tahunannya. (ef)

Sumber : Admin