Pasar Abaikan Data Inflasi Amerika, Dolar Tergelincir Tiga Sesi Beruntun
Friday, July 12, 2019       14:47 WIB

Ipotnews - Dolar melemah untuk hari ketiga berturut-turut, Jumat, karena data inflasi AS yang lebih kuat dari yang diperkirakan gagal untuk menggoyang keyakinan bahwa Federal Reserve akan mulai memotong suku bunga pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini.
Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,1 persen menjadi 96,94 dan berada di jalur untuk pelemahan mingguan terbesar dalam tiga pekan, demikian laporan  Reuters , di London, Jumat (12/7).
Indeks harga konsumen inti AS, tidak termasuk makanan dan energi, meningkat 0,3 persen pada Juni, kenaikan terbesar sejak Januari 2018, menurut data yang dirilis Kamis.
Hasil itu mendorong imbal hasil US Treasury lebih tinggi, tetapi pasar uang masih menunjukkan satu kali pemotongan suku bunga pada akhir Juli dan pemangkasan kumulatif 64 basis poin hingga akhir 2019.
"Memangkas suku bunga ketika data inflasi melemah cukup masuk akal, tetapi mengisyaratkan sikap  dovish  ketika inflasi naik agak aneh, dan menunjukkan ada tekanan politik membebani The Fed," kata Ulrich Leuchtmann, Kepala Riset Commerzbank.
Pelemahan dolar menghidupkan kembali  carry trade  (sistem  trading  valas dengan lebih mengutamakan  profit  dari perbedaan tingkat suku bunga, bukan dari perubahan harga), di mana  hedge fund  meminjam dalam mata uang berimbal hasil rendah seperti franc Swiss dan euro untuk membeli mata uang dengan  yield  lebih tinggi seperti dolar Australia atau dolar Selandia Baru.
Jumat, dolar Australia/franc Swiss naik seperempat persen. Dolar Selandia Baru naik 0,3 persen menjadi USD0,6665.
Euro mendapat dorongan dari aksi jual di pasar obligasi Jerman, menguat 0,1 persen menjadi USD1,1270.
Komentar Presiden The Fed Chicago, Charles Evans, dijadwalkan hari ini, dan Presiden The Fed New York John Williams, Senin, akan memberikan peluang untuk mengukur seberapa  dovish  bank sentral, kata Masafumi Yamamoto, Kepala Strategi Valas Mizuho Securities.
"Jika para pejabat The Fed ini tidak  dovish  seperti Powell, dan jika survei manufaktur The Fed New York, Senin, terbukti lebih kuat dari perkiraan, itu dapat menunjukkan melemahnya dolar dalam menanggapi kesaksian Chaurman Jerome Powell di hadapan Kongres terlalu berlebihan." (ef)

Sumber : Admin