Pasar Cenderung Fluktuatif, Royal Prima akan Buyback Saham
Tuesday, September 21, 2021       16:27 WIB

JAKARTA - PT Royal Prima Tbk () berencana melakukan pembelian atau buyback saham dengan menyiapkan dana sebanyak Rp 10 miliar. Aksi ini, akan dilakukan perseroan pada periode 22 September hingga 22 Desember 2021.
Dalam keterangan tertulisnya, manajemen Royal Prima menjelaskan, buyback dilakukan perseroan sejalan dengan kondisi harga saham perseroan yang sedang berfluktuatif, mengacu pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.3/SEOJK.04/2020 dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.02/POJK.04/2013.
"Saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari jumlah modal disetor, serta dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor dalam perseroan. Pelaksanaan rencana transaksi pembelian kembali saham juga akan dilaksanakan berdasarkan pertimbangan dari direksi," jelas manajemen, Selasa (21/9).
Selanjutnya, dana sebanyak Rp 10 miliar yang akan digunakan untuk buyback, berasal dari dana yang telah dicadangkan, sehingga tidak akan mengganggu pendapatan perseroan. Adapun, buyback diperkirakan mempunyai dampak minimal terhadap biaya pembiayaan. Mencakup, komisi pedagang perantara serta biaya lain berkaitan dengan rencana perseroan.
"Dengan asumsi perseroan menggunakan kas internal maksimum Rp 10 miliar, maka aset dan ekuitas akan menurun dalam jumlah yang sama ditambah biaya transaksi pembelian kembali saham," ujar manajemen.
Kemudian, perseroan berencana untuk menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai  Treasury Stock  dengan jangka waktu tidak lebih dari 3 tahun sejak berakhirnya pembelian kembali saham. Pengalihan saham akan dilaksanakan setelah 30 hari sejak pembelian kembali saham dilaksanakan seluruhnya atau setelah berakhirnya masa pembelian kembali.
Sementara itu, hingga semester pertama 2021 berhasil membukukan lonjakan pendapatan yakni sebanyak 241,90% menjadi Rp 283,23 miliar dari sebelumnya hanya mampu meraup penjualan Rp 82,84 miliar. Sebab itu, laba bersih perseroan juga turut melesat yakni Rp 63,14 miliar dari sebelumnya hanya Rp 2,28 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Investor Daily, pertumbuhan pendapatan disumbang oleh meningkatnya segmen pendapatan rawat inap dari Kemenkes yakni Rp 168,77 miliar dan rawat jalan Rp 495,35 juta. Segmen ini sebelumnya pada tahun 2020 tidak nenyumbang pendapatan perseroan. Sedangkan segmen rawat inap dan rawat jalan dari BPJS , tercatat sebanyak Rp 24,73 miliar dan 4,97 miliar.
Pendapatan perseroan, dipertebal dengan segmen rawat inap dari non- BPJS yang bertumbuh 150,73% menjadi Rp 22,19 miliar, fasilitas rumah sakit Rp 11,52 miliar, naik 189,45%, Jasa dokter, perawat dan kamar rawat inap masing-masing berkontribusi sebanyak Rp 6 miliar dan 7,96 miliar.
Kemudian, kamar operasi Rp 398,88 miliar dan lain-lain Rp 1,42 miliar. Sehingga total kontribusi dari segmen ini berjumlah Rp 49,51 miliar, naik signifikan dari Rp 26,52 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Terakhir, total aset berjumlah Rp 1,13 triliun yang terdiri atas aset lancar Rp 414,83 miliar dan aset tidak lancar Rp 718,37 miliar. Sedangkan total liabilitas pada akhir Juni 2021 sebesar Rp 180,39 miliar, meningkat 195,96% dari Rp 60,95 miliar di akhir Desember 2020.

Sumber : Investor.id