Pasar Cermati Dampak Perundingan Rusia-Ukraina, Minyak Berjangka Tertekan
Tuesday, May 20, 2025       14:34 WIB

Ipotnews - Harga minyak melemah, Selasa, karena trader mempertimbangkan dampak pada pasokan dari perundingan damai Rusia-Ukraina dan negosiasi Amerika-Iran, permintaan fisik front-month yang solid di Asia dan prospek ekonomi China yang hati-hati.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Juli, patokan internasional, turun 6 sen atau 0,09% menjadi USD65,48 per barel pada pukul 14.14 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Selasa (20/5).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Juni, yang berakhir Selasa, naik 6 sen atau 0,10%, menjadi USD62,75 per barel, sedangkan kontrak Juli yang lebih aktif melemah 17 sen menjadi USD61,97 per barel.
Pembahasan tentang program nuklir Iran "tidak akan menghasilkan apa-apa" jika Washington bersikeras agar Teheran memangkas aktivitas pengayaan uranium sepenuhnya, menurut media pemerintah mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Majid Takhtravanchi, Senin.
Pernyataan itu muncul setelah utusan khusus Amerika, Steve Witkoff, Minggu, menegaskan kembali bahwa Washington akan mengharuskan setiap kesepakatan baru guna menyertakan pakta untuk menahan diri dari pengayaan, langkah awal pengembangan bom nuklir.
"Kesepakatan tersebut akan membuka jalan bagi pelonggaran sanksi AS dan memungkinkan Iran untuk meningkatkan ekspor minyak sebesar 300.000 barel hingga 400.000 barel per hari," kata analis StoneX, Alex Hodes.
Harga juga didukung oleh ekspektasi permintaan fisik yang kuat dalam jangka pendek, di tengah margin penyulingan yang sehat di Asia.
"Siklus pembelian Asia dimulai dengan sangat ringan, tetapi margin yang kuat dan berakhirnya maintenance seharusnya masih terbukti mendukung," kata analis Sparta Commodities, Neil Crosby.
Margin kompleks penyulingan Singapura, yang menjadi penentu regional, berkisar lebih dari USD6 per barel rata-rata untuk periode Mei, menurut data LSEG , naik dari rata-rata bulan lalu sebesar USD4,4 per barel.
Pasar mencermati pembicaraan damai Rusia-Ukraina untuk mengetahui arah aliran minyak Rusia, yang dapat meningkatkan pasokan dan membebani harga.
"Pasar energi fokus pada potensi pembicaraan damai, dengan kesepakatan akhir yang mungkin mengarah pada pelonggaran sanksi terhadap Rusia," ujar analis ING.
Penurunan rating kredit Amerika oleh Moody's juga meredam prospek ekonomi bagi konsumen energi terbesar di dunia itu, yang menekan harga minyak.
Lembaga pemeringkat tersebut memangkas rating kredit Amerika satu tingkat, Jumat, dengan alasan kekhawatiran tentang utangnya yang terus meningkat USD36 triliun.
Semakin menekan harga minyak adalah data yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan output industri dan penjualan eceran di China, importir minyak terbesar dunia, dengan analis memperkirakan perlambatan permintaan bahan bakar.
Analis BMI memproyeksikan penurunan 0,3% dalam konsumsi 2025, yang disebabkan perlambatan di seluruh kategori produk minyak.
"Bahkan jika China mengadopsi langkah-langkah stimulus, mungkin perlu waktu untuk memberikan dampak positif pada permintaan minyak." (ef)

Sumber : Admin