Pasar Cermati Kinerja Emiten dan Risalah The Fed, S&P 500 Hentikan Penurunan Tiga Sesi Beruntun
Thursday, October 14, 2021       05:00 WIB

Ipotnews - S&P 500 menghentikan penurunan tiga hari berturut-turut, Rabu, setelah investor mencerna laporan keuangan kuartal ketiga dan wawasan tentang kapan The Fed mungkin mengurangi program pembelian asetnya.
Indeks berbasis luas itu ditutup menguat 0,3% atau 13,15 poin menjadi 4.363,80, berfluktuasi antara keuntungan dan kerugian sepanjang sesi, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Rabu (13/10) atau Kamis (14/10) pagi WIB.
Nasdaq Composite Index naik 0,73% atau 105,71 poin menjadi 14.571,64, juga memecahkan rekor negatif. Sementara, Dow Jones Industrial Average mendatar di 34.377,81 setelah turun lebih dari 260 poin pada posisi terendah  intraday. 
Risalah yang dirilis Rabu petang dari pertemuan September Komite Pasar Terbuka Federal menunjukkan bank sentral dapat mulai mengurangi program pembelian asetnya secepatnya pertengahan November.
"Peserta umumnya menilai bahwa, asalkan pemulihan ekonomi tetap pada jalurnya secara luas, proses pengurangan bertahap yang berakhir sekitar pertengahan tahun depan kemungkinan cukup tepat," kata risalah tersebut.
Indeks harga konsumen (IHK) September yang dirilis Rabu pagi meningkat 0,4% dari bulan sebelumnya dan 5,4% (year-over-year), menurut Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat. Ekonom memperkirakan peningkatan (month-to-month) sebesar 0,3% atau tingkat tahunan 5,3%, menurut  Dow Jones. 
"Sebagian besar dari tekanan inflasi ini bersifat sementara, tetapi itu tidak menghentikannya untuk berdampak pada aktivitas. Angka hari ini, dengan inflasi harga pangan dan inflasi tempat tinggal bergerak lebih tinggi, menunjukkan meningkatnya tekanan pada konsumen," ujar Seema Shah, Chief Strategist di Principal Global Investors.
Tidak termasuk energi dan makanan, IHK inti naik 0,2% (month-over-month) dan 4% selama 12 bulan terakhir, dibandingkan perkiraan masing-masing sebesar 0,3% dan 4%.
Musim laporan keuangan kuartal ketiga dimulai Rabu dengan JPMorgan Chase, yang mengatakan laba kuartalan melampaui ekspektasi menyusul dorongan dari kerugian pinjaman yang lebih baik dari perkiraan. Pendapatan bank terbesar di Amerika berdasarkan aset itu juga lebih tinggi dari estimasi.
Saham JPMorgan anjlok 2,6% setelah laporan itu meski mengumumkan laba yang kuat. Sahamnya melambung lebih dari 26% sepanjang tahun ini.
Delta Air Lines juga merilis kinerjanya sebelum bel pembukaan, Rabu. Maskapai itu membukukan pendapatan yang lebih tinggi dari perkiraan dan laba kuartalan pertamanya tanpa menghitung bantuan federal sejak awal pandemi.
Namun, maskapai itu mengatakan biaya bahan bakar dan biaya lain yang lebih tinggi akan menekan laba kuartal keempat. Saham Delta tersungkur sekitar 5,8%.
"Kita berada pada titik di mana valuasi...berhenti naik dan, pada kenyataannya, turun, sementara pertumbuhan laba mencapai puncaknya," tutur Jurrien Timmer, Direktur Fidelity Investments. "Itu menciptakan lintasan naik yang lebih rendah bagi pasar saham."
Saham Apple turun 0,4% setelah laporan  Bloomberg News  yang mengatakan kemungkinan akan memangkas produksi iPhone 13 karena kekurangan  chip. 
Meski Apple melemah, saham teknologi menikmati kenaikan pada sesi Rabu dari imbal hasil US Treasury 10-tahun yang lebih rendah. Suku bunga rendah dapat mendorong harga saham  growth  lebih tinggi karena mengangkat nilai laba perusahaan di masa mendatang. Investor cenderung memburu saham teknologi dengan margin yang tinggi ketika suku bunga rendah.
Sektor teknologi yang relatif kuat membantu mendukung Nasdaq Composite dan S&P 500. Raksasa teknologi seperti Microsoft, induk usaha Google, Alphabet, dan Amazon menguat. Nvidia, Zoom, dan Salesforce juga naik.
Investor menunggu laporan keuangan dari Bank of America, Morgan Stanley, Citigroup, Wells Fargo dan Walgreens Boots Alliance, Kamis.
"Ini jelas mewakili kuartal pertama risiko EPS riil yang harus dihadapi investor dalam pemulihan Covid, karena perkiraan PDB runtuh sejak pertengahan Agustus akibat permasalahan rantai pasokan," kata Tavis McCourt, analis Raymond James.
"Namun, konsensus EPS pada tingkat indeks tidak berubah secara berarti, karena, luar biasa, lebih banyak saham melihat revisi laba yang positif sejak pertengahan Agustus daripada negatif." (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA