Pasar Cermati Sinyal Variatif Seputar Pasokan Global, Minyak Melemah
Monday, April 15, 2019       14:17 WIB

Ipotnews - Harga minyak bergerak lebih rendah, Senin siang, setelah Brent menembus level tertinggi lima bulan yang baru di sesi sebelumnya, dengan investor mencermati sinyal beragam pada pasokan global.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, berada di posisi USD71,44 per barel pada pukul 13.29 WIB, turun sebelas sen, atau 0,2 persen, dari penutupan terakhir, setelah mencapai tingkat tertinggi sejak 12 November, yakni USD71,87 per barel, pada sesi Jumat, demikian laporan  Reuters , di Tokyo, Senin (15/4).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut 26 sen atau sekitar 0,4 persen menjadi USD63,63 per barel.
"Saya memperkirakan minyak akan diperdagangkan dalam kisaran yang relatif ketat sekitar USD70 per barel saat ini," kata Virendra Chauhan, analis Energy Aspects di Singapura, merujuk pada tanda-tanda yang berbeda dari Amerika Serikat dan OPEC mengenai pasokan di masa mendatang.
"Indikator pada pasokan AS menunjukkan tingkat aktivitas sedang meningkat, yang mendukung untuk pertumbuhan produksi yang kuat pada semester kedua."
Tetapi pada saat bersamaan, "pernyataan dari sejumlah menteri OPEC + menunjukkan pasokan dari kelompok itu tidak akan ditingkatkan secara  pre-emptive  seperti musim panas lalu," katanya.
Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya bertemu, Juni, untuk memutuskan apakah akan melanjutkan menahan pasokan. OPEC , Rusia dan produsen lainnya, mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari dari 1 Januari selama enam bulan.
Pemimpin  de facto  OPEC , Arab Saudi, dianggap tertarik untuk terus memotong, tetapi sumber-sumber dalam kelompok itu mengatakan dapat meningkatkan produksi mulai Juli jika gangguan berlanjut di tempat lain.
Kepala National Oil Corp, Libya, Jumat, memperingatkan pertempuran terbaru ini dapat menghapus produksi minyak mentah negara itu.
Sementara itu, Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, dikutip oleh kantor berita   TASS  , Sabtu, mengatakan Rusia dan OPEC dapat memutuskan untuk meningkatkan produksi guna memperjuangkan pangsa pasar dengan Amerika Serikat, tetapi ini akan mendorong harga minyak serendahnya USD40 per barel.
"Bahayanya adalah menuju posisi  downside  karena kedua kontrak tersebut masih sangat  overbought  dari sudut pandang teknikal," kata Jeffrey Halley, analis OANDA di Singapura.
Perusahaan energi AS, pekan lalu, meningkatkan jumlah  rig  minyak yang beroperasi selama dua minggu berturut-turut, sehingga jumlah totalnya menjadi 833 unit, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes, Jumat.
Hitungan  rig  tersebut turun selama empat bulan terakhir karena perusahaan eksplorasi dan produksi independen memangkas pengeluaran bagi pengeboran baru untuk fokus pada pertumbuhan pendapatan alih-alih peningkatan  output . (ef)

Sumber : Admin