Pasar Khawatirkan Prospek Pelemahan Permintaan Amerika, Minyak Tersungkur
Thursday, April 08, 2021       14:24 WIB

Ipotnews - Harga minyak mentah jatuh, Kamis, setelah data resmi menunjukkan lonjakan stok bensin Amerika, memicu kekhawatiran tentang melemahnya permintaan di konsumen minyak terbesar dunia itu ketika pasokan minyak mentah di seluruh dunia meningkat.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 37 sen, atau 0,59% menjadi USD62,79 per barel pada pukul 14.08 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Kamis (8/4).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 40 sen, atau 0,67% menjadi USD59,37 per barel.
Kendati stok minyak mentah di Amerika Serikat turun lebih dari perkiraan analis, persediaan bensin melompat tajam, juga terhadap ekspektasi, tutur Departemen Energi AS, Rabu.
Persediaan minyak merosot 3,5 juta barel, pekan lalu, menjadi hampir 502 juta barel, dan stok bensin meningkat 4 juta barel, berlawanan dengan ekspektasi penurunan, menjadi lebih dari 230 juta barel, ketika penyulingan meningkatkan produksi sebelum  driving season  pada musim panas.
"Pengilangan mungkin ingin sedikit menarik kembali laju pengoperasiannya agar penyimpanan bensin tidak melampaui rekor sepanjang masa," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho Securities.
Pada saat bersamaan, pasokan melambung di seluruh dunia dengan output Rusia meningkat dari level rata-rata periode Maret dalam beberapa hari pertama bulan ini, kata para pedagang.
Iran mungkin melihat sejumlah sanksi dicabut dan menambah pasokan global, dengan Amerika Serikat dan kekuatan lain menggelar perundingan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang hampir menghentikan minyak Iran masuk ke pasar.
Namun, awal pekan ini Dana Moneter Internasional mengatakan pengeluaran publik besar-besaran yang dikerahkan untuk memerangi pandemi Covid-19 dapat mendongkrak pertumbuhan global hingga 6% tahun ini, tingkat yang tidak tercapai sejak 1970-an.
Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan meningkatkan permintaan minyak dan produknya, membantu mengurangi persediaan.
"Latar belakang makro yang lebih positif juga kemungkinan akan menarik minat investor lebih lanjut di sektor ini," kata ANZ Research, menegaskan kembali pandangannya bahwa minyak mentah Brent akan mencapai USD75 per barel pada kuartal ketiga. (ef)

Sumber : Admin