Pasar Makin Yakin Perekonomian AS Membaik, Rupiah Melemah Lagi
Wednesday, August 12, 2020       16:34 WIB

Ipotnews - Sentimen positif investor pada dolar AS membuat nilai tukar rupiah kembali melemah dalam penutupan sore ini, Rabu (12/8), antara lain akibat investor semakin yakin pada kebangkitan perekonomian AS setelah sejumlah indikator ekonomi menunjukkan perbaikan.
Mengutip data Bloomberg, kurs rupiah berakhir di level Rp14.760 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 80 poin atau 0,55% dibandingkan penutupan Selasa sore (11/8) kemarin.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan dolar AS memang sudah mulai menunjukkan penguatan sejak tadi malam. Hari ini penguatan berlanjut terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk mata uang emerging markets.
"Ini karena sejumlah indikator ekonomi AS semakin menunjukkan perbaikan. Para investor akhirnya kembali melirik dolar AS serta investasinya di AS," kata Ariston saat dihubungi Ipotnews.
Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (7/8) telah melaporkan tingkat pengangguran di AS pada bulan Juli turun tajam menjadi 10,2% dari bulan sebelumnya 11,1%. Selain itu, sepanjang bulan lalu, perekonomian AS kembali menyerap tenaga kerja di luar sektor pertanian, yang dikenal dengan istilah non-farm payrolls, sebanyak 1,763 juta orang, lebih banyak ketimbang prediksi di Forex Factory sebesar 1,53 juta.
Tidak hanya itu, rata-rata gaji per jam juga mengalami kenaikan 0,2% di bulan Juli setelah menurun dalam 2 bulan beruntun. Kembali naiknya rata-rata gaji berpeluang meningkatkan belanja konsumen atau belanja rumah tangga yang merupakan tulang punggung perekonomian AS. Belanja rumah tangga berkontribusi sekitar 70% terhadap produk domestik bruto (PDB) AS.
Berbagai data tersebut menunjukkan bahwa perekonomian AS mulai menunjukkan tanda-tanda bangkit setelah mengalami resesi di kuartal II lalu.
Faktor lain yang menekan kurs rupiah hari ini adalah belum adanya kesepakatan RUU stimulus fiskal AS di Kongres AS akibat perbedan pendapat Demokrat dengan Republik. Kondisi ini membuat guyuran dolar dari Pemerintah AS ke pasar keuangan negara tersebut belum terjadi. Faktor ini juga membuat dolar AS tetap mengalami penguatan pada hari ini.
"Termasuk menekan rupiah sehingga kembali melemah," ujar Ariston.(Adhitya)

Sumber : admin