Pasar Tunggu Data Stok Amerika, Harga Minyak Tergelincir
Tuesday, October 26, 2021       14:22 WIB

Ipotnews - Harga minyak menyusut, Selasa, setelah melesat pada hari sebelumnya dan analis mengatakan harga diprediksi mempertahankan reli yang didorong lonjakan permintaan di Amerika Serikat, konsumen minyak serta produk minyak terbesar dunia.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 4 sen atau 0,05% menjadi USD85,95 per barel pada pukul 14.04 WIB, setelah naik 0,5% pada penutupan Senin, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Selasa (26/10).
Sementara itu, patokan Amerika, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berkurang 21 sen atau 0,25% menjadi USD83,55 per barel, setelah berakhir tidak berubah pada sesi sebelumnya.
Kendati pasar tenaga listrik dan batu bara China relatif tenang setelah intervensi pemerintah, harga energi tetap tinggi di seluruh dunia karena suhu turun di awal awal musim dingin di belahan utara.
"Proyeksi untuk November yang lebih dingin membuat pedagang energi bersiap untuk pasar yang sangat ketat yang akan bertemu (dengan) permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada musim dingin ini," kata analis OANDA, Edward Moya.
Goldman Sachs mengatakan Brent kemungkinan akan melesat di atas perkiraan akhir tahun sebesar USD90 per barel. Bank itu memperkirakan peralihan ke minyak dari gas dapat menambah 1 juta barel per hari untuk permintaan minyak.
Konsumsi bensin dan produk penyulingan kembali sejalan dengan rata-rata lima tahun di Amerika Serikat, setelah permintaan mengalami tekanan selama lebih dari satu tahun.
Pasar akan mencermati tingkat persediaan Amerika minggu ini. Stok minyak mentah diperkirakan meningkat 1,7 juta barel pekan lalu, menurut jajak pendapat  Reuters.  Namun, persediaan bensin dan sulingan diperkirakan melorot.
"Pasokan minyak global yang terbatas dan tanda-tanda peningkatan permintaan akan terus menopang kenaikan harga minyak mentah," kata Avtar Sandu, Manajer Senior Phillip Futures di Singapura.
Sandu mengatakan pedagang juga menunggu kejelasan tentang hasil pembicaraan antara Iran dan kekuatan Barat setelah Amerika Serikat mengatakan upaya berada pada "fase penting" untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 dengan Iran, yang dapat membuka jalan bagi ekspor minyak mentahnya. (ef)

Sumber : Admin