Pelaku Pasar Wait and See Hasil FOMC, Rupiah Ditutup Menguat 2 Poin Saja
Wednesday, September 16, 2020       16:24 WIB

Ipotnews - Pelaku pasar tengah wait and see menunggu hasil pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve, sehingga laju penguatan rupiah pada pagi hari tersendat dan berakhir melemah tipis.
Mengutip data Bloomberg dalam penutupan Rabu (16/9) sore, kurs rupiah ditutup pada level Rp14.843 per dolar AS. Posisi tersebut hanya menguat 2 poin atau 0,01% dibandingkan penutupan perdagangan Selasa sore (15/9) di level Rp14.845 per dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa kurs rupiah hari ini memang tersendat-sendat. Walau pagi hari masih menguat dibanding kemarin, rupiah sempat melemah pada siang hari sebelum menguat sangat tipis menjelang penutupan sore ini. "Kondisi ini sebetulnya tak hanya dialami rupiah. Sejumlah mata uang emerging markets juga mengalami hal yang sama," kata Ariston saat dihubungi Ipotnews.
Pelaku pasar kini tengah dalam posisi menanti hasil pertemuan The Fed. Ekspektasi pelaku pasar adalah The Fed mempertahankan kebijakan dovish. "Kalau ini terjadi, dampaknya akan memperkuat aset-aset berisiko termasuk rupiah besok," ujar Ariston.
The Fed mengadakan FOMC Meeting pada Selasa-Rabu, 15-16 September 2020. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar memprediksi, tingkat suku bunga acuan The Fed bakal tetap dipertahankan pada level 0%-25%.
Ariston menganggap faktor Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang menyebut AS melanggar aturan dagang internasional berdampak kecil terhadap dolar AS. Begitu pula dengan surplus neraca perdagangan Indonesia yang lebih disebabkan oleh menurunnya jumlah impor Indonesia yang lebih besar dibandingkan penurunan kinerja ekspor, tak akan memberi dorongan kuat ke rupiah.
"Jadi pasar menyadari surplus lebih karena melemahnya demand daripada membaiknya kinerja dunia usaha Indonesia. Pengaruh surplus ini kecil dalam mendorong penguatan rupiah hari ini," tutup Ariston.(Adhitya)

Sumber : admin