Pelemahan Rupiah Tiga Hari Terakhir Karena Aksi Lepas Saham di Pasar Global: BI
Friday, December 07, 2018       15:57 WIB

Ipotnews - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan aksi jual saham di pasar global yang menular ke bursa saham domestik menjadi salah satu pemicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pekan ini. Ia mengingatkan pasar tak terlena dengan kenaikan rupiah dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, di Gedung BI Jakarta, Jumat (7/12), pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam tiga hari terakhir, salah satunya disebabkan oleh penjualan saham di pasar global.
Mirza menjelaskan, aksi profit taking pada instrumen saham dipengaruhi oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan laba emiten. "Saham itu bergerak berdasarkan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan laba," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebelumnya para pelaku pasar keuangan berharap perang dagang antara AS dan China bisa mereda, sehingga akan menciptakan stabilitas kurs, terutama di emerging market.
"Tetapi, ternyata perang dagang AS dan China belum mereda. Salah satu yang ditangkap pasar adalah mengenai penangkapan Direktur Huawei di Kanada. Itu mencerminkan perang dagang belum mereda," papar Mirza.
Sehingga, lanjut Mirza, isu perdang dagang global tersebut semakin memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia. "Ada respons dari bank sentral China yang melakukan depresiasi yuan, sehingga hal ini membuat depresiasi kurs emerging market," ungkapnya.
Menurut Mirza, perlambatan angka pertumbuhan ekonomi akan diikuti oleh perlambatan pertumbuhan laba perusahaan tercatat. "Jadi pasar saham bereaksi, akhirnya penjualan saham bereaksi. Dan, kondisi itu yang menular ke negara emerging market, termasuk Indonesia. Jadi, memang ada outflow di pasar saham," tegas Mirza.
Dengan demikian, jelas dia, pelemahan kurs di emerging market merupakan fenomena global. "Pelemahan kurs Indonesia dan India lebih besar dibandingkan negara yang lain, eskpor barang dan jasa mengalami defisit. Maka dari itu kita jangan terlena dengan penguatan pada pekan lalu," ujarnya.
Merujuk pada data kurs tengah Bank Indonesia, nilai rupiah sepanjang November menguat signifikan hingga kisaran Rp800 rupiah. Pada 31 Oktober 2018, rupiah diperdagangkan di Rp15.277 per dolar AS dan berakhir 30 November 2018 ketika rupiah diperdagangkan di Rp14.399 per dolar AS. Meski demikian, dalam tiga hari terakhir ini, rupiah berbalik melemah.(Budi)

Sumber : admin