Pemerintah Terus Genjot Mandatori B-20 Untuk Kendaraan Diesel
Saturday, July 21, 2018       13:18 WIB

Ipotnews - Pemerintah terus berupaya memenuhi mandatori penggunaan bauran minyak sawit dalam solar sebesar 20 persen (Biodiesel 20 / B20) untuk seluruh kendaraan bermesin diesel di Indonesia. Sebab, selain mampu menghemat devisa, pemanfaatan bahan baku lokal tersebut juga bisa mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM).
Bahkan ke depan direncanakan penggunaan campuran minyak sawit akan ditingkatkan menjadi 30 persen (B30) seperti harapan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Namun untuk sementara ini pemerintah akan fokus mengejar target B20 terlebih dahulu.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengatakan pemanfaatan CPO (crude palm oil) dalam campuran BBM dipastikan tidak akan mengganggu sektot pangan. Seperti diketahui bahwa CPO juga dimanfaatkan oleh industri untuk bahan baku pembuatan minyak goreng hingga ke kosmetika. Produksi CPO di dalam negeri dianggap sangat mencukupi untuk kebutuhan sektor energi, pangan hingga kosmetika.
"Indonesia masih mencukupi bahan baku untuk produksi biodiesel, yakni CPO (minyak sawit mentah). Kapasitas CPO nasional mencapai 38 juta ton pada tahun 2017. Sebanyak 7,21 juta ton di antaranya untuk keperluan ekspor dan kebutuhan pangan nasional sebesar 8,86 juta ton," kata Airlangga seperti dikutip dalam rilisnya, Sabtu (21/7).
Terkait dengan program B20, Airlangga menyatakan bahwa awalnya konsumsi solar hanya diwajibkan kepada kendaraan bersubsidi atau public service obligation (PSO) seperti kereta api. Namun nantinya, B20 akan wajib digunakan pada kendaraan non-PSO seperti alat-alat berat di sektor pertambangan, traktor atau ekskavator, termasuk juga diperluas ke kendaraan-kendaraan pribadi.
Untuk itu, pemerintah akan merevisi Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit, yang hanya mengisyaratkan kewajiban B20 kepada kendaraan PSO, jelasnya. Dalam pengkajiannya, pihak swasta tentu akan dilibatkan. Menurutnya, pasokan biodiesel nonsubsidi jumlahnya lebih besar daripada yang bersubsidi.
"Jumlah biodiesel nonsubsidi saat ini diproyeksi mencapai 16 juta ton. Berarti, ada penambahan demand biofuel hingga 3,2 juta ton per tahun. Namun, tahapan teknisnya akan dibahas berapa lama ini bisa dicapai," paparnya.(Marjudin)

Sumber : admin