Pemotongan Suku Bunga The Fed Gagal Dorong "Risk Appetite", Yen Melambung
Tuesday, March 17, 2020       06:25 WIB

Ipotnews - Mata uang  safe-haven  yen Jepang melonjak, Senin, karena investor yang khawatir tentang penyebaran wabah virus korona melepas aset berisiko, bahkan setelah The Fed menurunkan suku bunga menjadi nol dan meluncurkan babak baru pelonggaran kuantitatif.
Federal Reserve memotong suku bunga, Minggu, dan mengatakan akan meningkatkan  balance sheet- nya setidaknya USD700 miliar dalam beberapa pekan mendatang, demikian laporan  Reuters , di New York, Senin (16/3) atau Selasa (17/3) pagi WIB.
Langkah itu diprediksi dapat membantu menyelesaikan beberapa dislokasi pasar termasuk  illiquidity  di pasar US Treasury, tetapi perusahaan mungkin masih berjuang karena orang menghindari keluar akibat virus tersebut, dan sejumlah bisnis menghadapi penutupan wajib.
"Yang dibutuhkan adalah dukungan langsung ke industri yang terpukul langsung oleh virus tersebut. Itu hanya dapat disediakan oleh kebijakan fiskal, dan pemerintah belum menunjukkan reaksi cepat yang sama dengan yang dikeluarkan bank sentral," kata Marshall Gittler, Kepala Riset BDSwiss Group.
Pemimpin Group of Seven mengatakan mereka berkomitmen untuk melakukan "apa pun yang diperlukan" guna memerangi pandemi virus korona dan akan bekerja sama lebih dekat untuk melindungi kesehatan masyarakat, pekerjaan dan pertumbuhan.
Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap sejumlah enam mata uang utama, naik 0,24% menjadi 98,11. Sementara, dolar anjlok 1,60% menjadi 106,18 yen. Euro naik 0,49% terhadap  greenback  menjadi USD1,11.
Dolar menguat dalam sepekan terakhir karena perusahaan menggunakan jalur kredit dan bank mencari mata uang tersebut untuk mendanai pinjaman. Itu telah menyebabkan ketegangan dalam mencari dolar.
Guna mengatasi hal ini, The Fed dan bank sentral utama lainnya juga memotong nilai jalur  swap  untuk lebih memudahkan akses bagi pihak yang menyediakan dolar kepada lembaga keuangan di seluruh dunia.
Beberapa bank sentral global mengambil tindakan untuk meredakan kondisi belakangan ini, Senin.
Bank of Japan mengatakan pada pertemuan darurat akan membeli lebih banyak obligasi korporasi, utang komersial dan menyiapkan skema pinjaman perusahaan yang baru. Bank Sentral Selandia Baru memangkas suku bunga dalam langkah darurat sementara Reserve Bank of Australia (RBA) menyuntikkan uang tunai tambahan ke dalam sistem keuangan.
Bank Sentral China (PBoC) menyuntikkan 100 miliar yuan (USD14,28 miliar) ke dalam lembaga keuangan, beberapa menit sebelum data menunjukkan penjualan ritel,  output  industri, dan investasi  fixed-asset  China turun pada Januari dan Februari.
"Langkah-langkah yang diumumkan untuk menghentikan penyebaran virus di China mungkin menyebabkan perlambatan aktivitas yang lebih tajam daripada yang terjadi di tempat lain, tetapi jelas bahwa langkah yang diambil bank sentral, dan apa pun yang mereka lakukan selanjutnya, tidak dapat mencegah pukulan terhadap ekonomi utama dirasakan secara global," kata analis Societe Generale, Kit Juckes.
Dolar terakhir turun 0,19% terhadap yuan di pasar  offshore  menjadi 7,007. (ef)

Sumber : Admin