Penggabungan UUS BTN – BSI Percepat Penetrasi Pasar Syariah
Wednesday, September 28, 2022       13:56 WIB

JAKARTA, investor.id - Rencana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk () melepas unit usaha syariah (UUS), pada tahun depan diprediksi bakal disambut positif investor pasar modal. Apalagi PT Bank Syariah Indonesia Tbk () adalah kandidat terkuat yang akan mengambil aset bank yang fokus pada kredit pemilikan rumah (KPR).
Demikian diungkapkan Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.
"Rencana melepas UUS adalah langkah tepat. Bila BTN Syariah bergabung dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) akan mempercepat penetrasi pangsa pasar bank syariah di Indonesia, sehingga menjadi katalis positif pengerek harga saham. juga akan jauh lebih lincah ke depannya dan fokus di bidang perumahan," kata analis yang akrab disapa Nico di Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Nico menuturkan, konsolidasi lanjutan bank syariah milik pemerintah juga akan meningkatkan aset BSI. Selain itu, BSI sebagai bank hasil gabungan tiga anak usaha bank BUMN , juga akan diperkuat basis klien yang besar.
"Dari sisi UUS, BTN akan berkembang karena didukung BSI yang memiliki permodalan jauh lebih kuat, teknologi, dan SDM mumpuni," kata Nico.
Sebagaimana diketahui, mendorong akselerasi pangsa pasar bank syariah di Indonesia menjadi salah satu prioritas pemerintah. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Mei 2022, aset bank umum syariah (BUS) dan UUS mencapai Rp680,1 triliun, naik 13,7% secara tahunan atau year on year (yoy).
Secara rinci, total aset yang dimiliki BUS sebesar Rp453,88 triliun pada bulan kelima tahun ini. Sedangkan, total aset yang dimiliki UUS sebanyak Rp226,21 triliun. Angka tersebut cukup jauh bila dibandingkan dengan total aset industri perbankan di Tanah Air, di mana per Mei 2022 mencapai Rp10.180,7 triliun. Artinya BUS dan UUS hanya berkontribusi 6,7%.
Dari sisi penyaluran pembiayaan, porsi bank syariah tergolong kecil. Pada periode yang sama, BUS dan UUS menyalurkan Rp160,7 triliun pembiayaan kepada pihak ketiga atau hanya 2,7% dari total kredit industri, yakni Rp6.012,4 triliun.
Berkaca pada data OJK, salah satu pangsa pasar terbesar pembiayaan bank syariah adalah KPR. Per Mei 2022, bank syariah menguasai 18,7% dari total penyaluran pembiayaan untuk pemilikan rumah.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta Utama sepakat rencana aksi korporasi melepas UUS akan mendapatkan apresiasi dari investor. Hal ini akan berbanding lurus dengan harga saham.
"Kalau untuk BTN ini akan mempengaruhi kinerja top line (pendapatan) sehingga mudah-mudahan berpengaruh positif ke kinerja bottom line (laba)," katanya.
BSI, lanjutnya, merupakan kandidat terkuat untuk menyerap rencana BTN dan menjadi stimulus bagi BSI () serta pasar KPR syariah secara umum.
Menurut Nafan, pengelolaan segala produk syariah di bawah payung bank BUMN akan membuat pertumbuhannya lebih terukur dan memiliki likuiditas yang lebih memadai dibandingkan BTN.
Rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BTN mencapai 93,12% per Juni 2022. Pada periode yang sama, rasio pembiayaan terhadap simpanan atau financing to deposit ratio (FDR) BSI adalah sebesar 78,14%.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menambahkan, pemisahan ( spin off ) UUS akan dilakukan pada 2023.
Rencana ini sejalan dengan Undang-Undang No. 21/ 2008 tentang Perbankan Syariah serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 59/2020 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan UUS.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan spin off sesuai visi pemerintah untuk terus mendorong penguatan ekonomi dan perbankan syariah melalui BSI.
"BSI dapat menjadi bank syariah yang lebih modern dan memenuhi kebutuhan generasi milenial. Harapannya dapat mengakuisisi customer baru lebih cepat karena jangkauan pasar dan nasabah menjadi lebih luas," kata Tiko.

Sumber : Investor.id