Penguatan di Sesi I Awali Pola Uptrend WMUU, ARTO Serta GOTO Tertahan 
Monday, July 04, 2022       13:24 WIB

Ipotnews - Sepanjang paruh pertama perdagangan hari ini (4/7), pergerakan harga saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk () menguat. Sementara itu saham PT Bank Jago Tbk () dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk () anjlok hingga menyentuh titik autorejection bawah (ARB).
Pada Sesi I transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ditutup melonjak hingga 4,35 persen ke posisi 144, dengan frekuensi transaksi sebanyak 8.619 kali dan nilai transaksi tercatat sebesar Rp17,13 miliar. Adapun rentang pergerakan harga yang berada di puncak Indeks Kompas100, bergerak pada level 140-151.
Saat awal pembukaan perdagangan pagi ini, harga sempat melambung hingga sebesar 7,97 persen ke posisi 149. Bahkan, harga saham sempat menyentuh level tertinggi di posisi 151 atau setara dengan kenaikan sebesar 9,42 persen dibanding penutupan harga di akhir pekan lalu.
Kenaikan harga sempat diikuti oleh saham PT Widodo Makmur Perkasa Tbk () sebagai induk usahanya, dengan kenaikan sebesar 6,35 persen ke posisi 134 pada pukul 9.15 WIB. Namun saat penutupan Sesi I, harga justru berbalik terkoreksi 2,38 persen ke posisi 123 dan rentang pergerakan berada di level 119-138.
Analis PT Binaartha Sekuritas Ivan mengungkapkan, kenaikan harga saham pada paruh pertama perdagangan hari ini menjadi awal dari tren kenaikan jangka pendek, setelah menembus level resistance 150.
"Namun sayangnya, aksi jual masih menahan di Sesi I. Sehingga, perlu adanya konfirmasi pada kenaikan berikutnya yang harus mampu bertahan dan ditutup di atas level 150 pada daily chart," kata Ivan di Jakarta, Senin (4/6) dalam analisa teknikalnya.
Sebagaimana diketahui, belum lama ini manajemen menyampaikan bahwa perseroan sedang menjajaki potensi untuk melakukan ekspor ayam di tengah kelangkaan pasokan ayam di Singapura maupun Malaysia. Saat ini sedang dalam proses pengajuan rencana ekspor ke Kementerian Pertanian.
Menurut Marketing and Sales Officer , Tri Mahawijaya Herlambang, kelangkaan ayam potong di Singapura menjadi peluang bagi perseroan untuk melakukan ekspor. "Saat ini perseroan menunggu proses G2G antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Singapura dalam finalisasi proses kerjasama ekspor-impor kedua negara," ujarnya seperti dikutip Kontan.co.id.
Sementara itu, lanjut Ivan, kenaikan harga saham PT Adaro Energy Tbk () dan PT Indika Energy Tbk () yang secara berturut-turut berada di posisi kedua dan ketiga Indeks Kompas100, pola penguatannya hanya bersifat sementara dan berpotensi kembali menurun di pekan ini.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, saham tercatat menguat 3,31 persen ke level 2.810, dengan frekuensi transaksi sebanyak 12.999 kali dan nilai transaksi Rp242,16 miliar. Harga terendah di level 2.660 atau setara dengan pelemahan sebesar 2,2 persen dibanding penutupan pada akhir pekan lalu.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Juan Harahap, saham memiliki rating trading buy, dengan target harga berada di level 3.950.
Saham juga bergerak fluktuatif di sesi pertama dan ditutup menguat 2,27 persen ke level 2.250, dengan frekuensi transaksi sebanyak 4.243 kali dan nilai transaksi sebesar Rp53,71 miliar. Harga terendah berada di level 2.130 atau setara dengan penurunan 3,18 persen.
" dan , serta saham coal pada umumnya sedang berada pada rebound minor dengan peluang trading pendek saja, mengingat tren utama masih menurun dan berpotensi untuk berlanjut menurun di pekan ini," papar Ivan.
Saat penutupan perdagangan di sesi pertama, saham PT Bank Jago Tbk () terjerembab ke batas titik autorejection bawah (ARB) atau anjlok sebesar 6,74 persen ke posisi 7.950. Adapun frekuensi transaksi sebanyak 4.225 kali dan nilai transaksi Rp68,82 miliar, dengan rentang harga pergerakan di level 7.950-8.500.
Selain itu, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk () juga tercatat mengalami ARB di Sesi I, yang ditutup melorot sebesar 6,49 persen ke level 346 dengan jumlah frekuensi transaksi sebanyak 18.673 kali dan nilai transaksi sebesar Rp223,82 miliar.
Analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Desy Israhyanti menilai, pada dasarnya saat ini saham-saham digital memiliki outlook yang kurang bagus. "Karena adanya potensi kenaikan tingkat suku bunga," ujar Desy.
Tetapi, lanjut dia, kalau melihat secara prospek, masih cukup menarik, karena ekosistem digitalnya yang luas dan terus dikembangkan. Selain itu, saat ini juga menyasar ekosistem dari used car dan mulai memasuki lini bisnis syariah yang pasarnya cukup besar di Indonesia.
"Jasa yang ditawarkan pun masuk ke dalam kategori low cost, sehingga menjangkau semua kalangan. Track record menajemennya yang proven dalam mentransformasi digital bank. Fundamentalnya pun cukup bagus, karena sudah mampu mencetak keuntungan di 2021 dan menjadi bank digital pertama di Indonesia yang sudah untung," tutur Desy.
(Budi)

Sumber : Admin