Penjualan Obligasi Global Kuartal I-2020 Capai USD752 Miliar … Perusahaan Menimbun Cadangan Tunai
Wednesday, April 01, 2020       17:46 WIB

Ipotnews - Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia pada kuartal I tahun ini, mencatatkan rekor baru penerbitan surat utang setidaknya senilai USD752 miliar di pasar obligasi. Perusahaan membangun cadangan tunai untuk menghadapi pandemi virus korona yang mengaburkan proyeksi bisnis.
Upaya untuk mengumpulkan dana tunai itu menunjukkan bahwa tak hanya pembeli yang melakukan penimbunan untuk menghadapi ketidakpastian akibat wabah covid-19. Perusahaan-perusahaan di sektor industri sedang tiarap menghadapi banyaknya gangguan dan besarnya ancaman resesi. Salah satu perusahaan yang baru saja berupaya menimbun dana adalah Oracle Corp. Perusahaan ini mengumpulkan USD20 miliar dari pasar obligasi, bahkan ketika peringkat kreditnya mengalami pemotongan.
"Perusahaan-perusahaan mengkhawatirkan kemungkinan anjloknya pendapatan, sehingga mereka perlu meminjam lebih banyak untuk membayar biaya-biaya operasionalnya," kata Alicia Garcia Herrero, kepala ekonom Asia-Pasifik di Natixis SA. "Ekspektasi pendapatan yang lebih rendah dan biaya pendanaan yang lebih tinggi mendorong perusahaan untuk menerbitkan lebih banyak (obligasi)," imbuhnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (1/4).
Situasi tersebut menggambarkan adanyaa keputusasaan, eksekutif memberikan lampu hijau untuk berutang lebih banyak bahkan ketika biaya dana melonjak mencapai rekor baru.  Spread  rata-rata obligasi dolar berkualitas tinggi melonjak 179 basis poin pada kuartal pertama, terbesar dalam indeks Bloomberg Barclays sejak 1989.
Langkah-langkah stimulus besar-besaran dari bank sentral dan pemerintah di seluruh dunia telah membantu memperlambat aksi jual yang lebih luas pada seluruh aset berisiko dalam beberapa pekan terakhir, dan  spread  kredit telah jatuh dari level tertinggi dalam beberapa tahun.
Tetapi risikonya masih besar. Tidak terkecuali bagi manajer investasi yang memburu aset-aset berharga murah dalam beberapa hari terakhir. Sinyal paling jelas bahwa pasar kredit mengabaikan hambatan risikonya, adalah ketika para investor bersiap-siap untuk menggelontorkan miliaran dolar di Carnival Corp. dan Airbus SE, dua perusahaan yang terbilang paling terpukul oleh pandemi.
Salah satu indikator yang terus menunjukkan keprihatinan serius terhadap ekonomi global adalah minyak, yang mencatatkan harga dengan rekor kuartalan terburuk. Penurunan harga minyak telah memicu turunnya peringkat perusahaan dan negara, mulai dari Halliburton Co. hingga Meksiko.
"Kami melihat peningkatan risiko gagal bayar, karena perlambatan pertumbuhan dan jatuhnya harga energi," kata Charles Macgregor, kepala Asia perusahaan riset independen di Lucror Analytics, Singapura. Rekor bonanza obligasi yang lebih luas mencerminkan "minat investor nakal" di tengah semua risiko yang masih ada," ujarnya. (Bloomberg)

Sumber : Admin